Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Paus Fransiskus Terima Kunjungan Keluarga Jurnalis Shireen Abu Akleh di Vatikan

Paus Fransiskus Terima Kunjungan Keluarga Jurnalis Shireen Abu Akleh di Vatikan Kredit Foto: Reuters/Imad Creidi
Warta Ekonomi, Vatikan -

Paus Fransiskus pada Rabu (26/10/2022) menerima kehadiran keluarga jurnalis Al Jazeera berkebangsaan Palestina-Amerika Shireen Abu Akleh di Vatikan. Shireen tewas ditembak saat sedang meliput operasi penggerebekan pasukan Israel ke kamp pengungsi Jenin, Tepi Barat, 11 Mei lalu.

Para kerabat Shireen termasuk di antara kelompok tamu yang menghadiri audiensi umum di Kota Vatikan. Itu adalah kegiatan rutin ketika Paus Fransiskus menyapa para peziarah.

Baca Juga: Saat Israel Ngaku Jurnalis Shireen Abu Akleh Tewas Dibunuh Tentaranya: Gak Sengaja

Menurut Stefanie Dekker, yakni reporter Al Jazeera yang meliput momen tersebut, saat Paus Fransiskus berjalan di hadapan keluarga Shireen, dia mendekapkan tangannya ke dadanya, kemudian ke bagian jantungnya.

Dekker menyebut, momen tersebut berlangsung cukup singkat. Keponakan Shireen, yakni Lina Abu Akleh, memang telah mengumumkan agenda pertemuan keluarganya dengan Paus Fransiskus pada Selasa (25/10/2022).

“Keluarga saya dan saya sedang dalam perjalanan ke Vatikan atas undangan Paus Fransiskus untuk pertemuan tentang bibi saya, Shireen Abu Akleh, dan desakan keluarga kami untuk keadilan,” tulis Lina lewat akun Twitter-nya, dikutip laman Aljazirah.

Lina mengungkapkan, keluarganya sangat menghargai ucapan belasungkawa dan dukungan yang diberikan publik atas meninggalkan Abu Akleh. Namun, dia menekankan, keluarganya tetap menuntut pertanggungjawaban.

“Jika kita tidak bisa mendapatkan keadilan untuk Shireen, yang merupakan seseorang yang sangat terkenal dan pemegang paspor Amerika, lalu apa kesempatan yang ada untuk warga Palestina lainnya?” ujar Lina.

Shireen Abu Akleh telah bekerja untuk media Aljazirah selama 25 tahun. Selama kariernya, dia kerap menggemakan suara rakyat Palestina. Oleh sebab itu, dia dikenal luas sebagai “suara Palestina”.

Shireen tewas tertembak saat tengah meliput operasi penggerebekan pasukan Israel di Jenin, Tepi Barat, 11 Mei lalu. Sempat terjadi perdebatan tentang siapa pelaku penembakan terhadap Shireen.

Kala itu muncul dugaan bahwa pasukan Israel yang telah membunuh Shireen. Namun Israel menolak tuduhan tersebut. Mereka justru menuding kelompok militan Palestina yang menembak Shireen. PBB akhirnya turun tangan untuk menyelidiki kejadian tersebut.

Pada 24 Juni lalu, PBB merilis temuannya. Mereka mengungkapkan, hasil penyelidikannya menunjukkan bahwa Shireen tewas akibat ditembak pasukan Israel.

"Kami menemukan bahwa tembakan yang membunuh (Shireen) Abu Akleh berasal dari pasukan keamanan Israel," kata juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Ravina Shamdasani kepada awak media di Jenewa, Swiss.

Dia mengungkapkan, Kantor HAM PBB telah menyimpulkan pemantauan independennya atas insiden tersebut.

“Tembakan yang menewaskan Abu Akleh dan melukai rekannya Ali Sammoudi berasal dari pasukan keamanan Israel dan bukan dari tembakan sembarangan oleh warga Palestina bersenjata, seperti yang awalnya diklaim oleh otoritas Israel,” ucapnya.

Shamdasani mengatakan, informasi itu diperoleh dari militer Israel dan jaksa agung Palestina.

“Kami tidak menemukan informasi yang menunjukkan bahwa ada aktivitas oleh warga Palestina bersenjata di sekitar para jurnalis,” ujarnya.

Sejalan dengan metodologi pemantauan hak asasi manusianya, Kantor HAM PBB memeriksa materi foto, video dan audio, mengunjungi tempat kejadian, berkonsultasi dengan para ahli, meninjau komunikasi resmi serta mewawancarai para saksi. Temuan menunjukkan, pada 11 Mei lalu, tujuh wartawan tiba di pintu masuk barat kamp pengungsi Jenin selepas pukul 06:00.

Sekitar pukul 6:30 pagi, ketika empat jurnalis berbelok ke jalan tertentu, beberapa tembakan terarah ditembakan ke lokasi mereka dari arah pasukan keamanan Israel. “Satu peluru melukai Ali Sammoudi di bahu; satu peluru lagi mengenai kepala Abu Akleh dan membunuhnya seketika,” kata Shamdasani.

Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Michelle Bachelet telah mendesak Israel membuka penyelidikan kriminal atas pembunuhan Abu Akleh dan semua pembunuhan lainnya oleh pasukan Israel di Tepi Barat serta dalam konteks operasi penegakan hukum di Jalur Gaza.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: