Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Antisipasi Resesi Global, Pemerintah Harus Revisi Asumsi APBN 2023

Antisipasi Resesi Global, Pemerintah Harus Revisi Asumsi APBN 2023 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, menilai untuk antisipasi resesi yang akan menimpa dunia akibat beberapa permasalahan seperti pandemi dan geopolitik Eropa Timur. 

"Harus ada revisi asumsi karena banyak asumsi makro apbn 2023 menurut saya sebagian besar over mungkin pada waktu itu masih optimis bahwa booming komoditas masih berlanjut," Ujar Bhima dalam Workshop Jurnalisme Ekonomi Celios Jepang KTT G20, Sabtu (29/10/2022).

Bhima mengatakan, beberapa hal yang perlu di revisi diantaranya adalah kurs rupiah setidaknya berada pada level Rp15, 600 sampai dengan Rp16, 000 yang nantinya berpotensi berpengaruh terhadap pendapatan dan belanja negara. 

"Juga termasuk yang subsidi energi ini sangat sensitif terhadap perubahan valuasi kurs," Ujarnya.  Kemudian terkait dengan tingkat inflasi, Bhima mencontohkan jika melihat krisis yang terjadi pada tahun 1970 pada saat itu begitu mirip dengan kondisi saat itu maka sudah seharusnya waspada akan terjadinya krisis. 

Selain itu, inflasi tinggi di Indonesia juga masih akan terjadi akibat penyesuaian harga daripada Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi yang dilakukan oleh pemerintah. 

"Kita juga harus mempertimbangkan bahwa inflasi akan tetap tinggi di 2023 termasuk efek dari BBM itu masih memiliki efek dari 2023 dan juga ancaman krisis pangan jadi inflasi idealnya fi kisaran 5,5 sampai 6%," Ungkapnya. 

Kemudian Indonesian Cruede Price atau patokan harga minyak mentah Indonesia yang dalam asumsi makro pada APBN 2023 sebesar 90 dollar AS per barel harusnya diturunkan ke angka 60 sampai dengan US$ 70 per barel. 

"Dengan asumsi terjadi resesi secara global maka permintaan bahan baku bisa mengalami penurunan dan bisa menurunkan harga juga. pertumbuhan ekonomi tidak usah psang target terlalu tinggi, di kisaran 4,5%," Ucapnya

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: