Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonom: Tren Investasi di Tahun Politik 2024 Bisa Tetap Positif meski Melandai

Ekonom: Tren Investasi di Tahun Politik 2024 Bisa Tetap Positif meski Melandai Kredit Foto: Lestari Ningsih
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tren investasi di tahun politik cenderung melambat. Hal tersebut sebagaimana yang terekam dalam tahun politik pada 2009, 2014, dan 2019. Lantas, bagaimana dengan tren investasi di tahun politik 2024?

Ekonom dan Direktur CELIOS, Bhima Yudhistira, menyampaikan bahwa tren investasi di tahun 2024 diperkirakan masih dapat tumbuh positif. Meski begitu, pertumbuhan tersebut cenderung melambat di level 3%. Salah satu faktor yang memungkinkan hal itu terjadi ialah aksi wait and see investor selama tahun pemilu.

"(Tren investasi) masih akan positif, tetapi melandai. Sebagian besar investor akan wait and see," ungkap Bhima dalam media talkshow Grant Thornton Indonesia di Jakarta, Rabu, 29 November 2023.

Baca Juga: Grant Thornton Dukung Kemudahan Layanan Pajak Terbaru 'Core Tax Administration System'

Ia melanjutkan, investor yang berkaitan dengan kebijakan lima atau sepuluh tahunan cenderung akan wait and see, misalnya untuk sektor pertambangan dan perkebunan. Sementara itu, investor untuk sektor makanan, minuman, dan otomotif cenderung akan tetap melakukan investasi di tahun 2024 mendatang.

"Apa pun hasil pemilunya, bagi investor yang melihat demografi Indonesia masih bagus dengan usia produktif masih tinggi, mereka di tengah pemilu masih akan melakukan investasi," tegas Bhima. 

Bhima mengatakan, salah satu yang patut diwaspadai sebagai tantangan besar di tahun depan ialah potensi inflasi bahan makanan. Hal itu sudah disinyalkan melalui kenaikan harga bahan makanan seperti gula dan beras. Meski begitu, ada kabar baik yang menjadi angin segar untuk tahun 2024, yakni tekanan dari sisi harga energi yang dinilai tidak akan tinggi.

"Kita memang perlu mewaspadai inflasi bahan makanan, tetapi berita positifnya adalah konsumen tidak perlu terlalu khawatir adanya tekanan dari sisi harga energi," ungkap Bhima.

Ia juga melihat adanya sinyal baik yang tercermin di bursa saham Indonsia. Dengan berbagai drama pemilu yang ada, ditambah adanya inflasi dan kenaikan suku bunga, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mampu bertahan di level 7.000. 

"IHSG sempat terkoreksi, tapi kembali rebound ke level 7.000. Salah satu penyebabnya adalah yang trust terhadap kondisi domestik," tegasnya lagi.

Baca Juga: Tingkatkan Awareness Pasar Modal Syariah, BEI Gelar SUBSTORY 2023

Optimisme pasar saham juga tercermin dari penuturan Assurance Partner Grant Thornton Indonesia, Tagor Sidik Sigiro. Ia menyebut, masih ada kliennya yang berencana melakukan listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2024 mendatang.

Tagor mengatakan, hasil pemilu 2024 nanti tidak akan berpengaruh besar terhadap niat para perusahaan untuk melantai di BEI. Ia juga optimis bahwa penerbitan saham baru melalui IPO masih akan diserap oleh investor dalam negeri. Sementara itu, volatilitas pasar saham yang terjadi selama tahun politik dinilai akan terjadi dalam jangka pendek dan lebih dipengaruhi oleh sentimen pasar.

"Kami melihat bahwa saham baru yang diterbitkan akan tetap diserap, khususnya oleh investor domestik," tegas Tagor. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: