Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menko Marves: Tingkatkan Nilai Tambah Sumber Daya Alam Melalui Transformasi Ekonomi

Menko Marves: Tingkatkan Nilai Tambah Sumber Daya Alam Melalui Transformasi Ekonomi Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan meyakini ekonomi Indonesia akan bertahan terhadap ketidakpastian ekonomi global dengan meningkatkan nilai tambah sumber daya alam. Indonesia tengah menuju transformasi ekonomi dengan tidak lagi mengandalkan komoditas mentah.

"Ketidakpastian situasi geopolitik dan tren penurunan harga komoditas utama Indonesia baru-baru ini menjadi tantangan utama bagi perekonomian kita tahun depan. Namun, kebijakan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam telah memberikan kontribusi untuk meningkatkan ketahanan ekonomi kita terhadap ketidakpastian ekonomi global tahun ini," ungkap Menko Luhut dalam keterangan tertulisnya, Senin (31/10/2022).

Baca Juga: Kemenko Marves Raih Tiga Penghargaan pada Anugerah Humas Indonesia 2022

Dia menyampaikan, melalui berbagai reformasi investasi yang memberikan insentif baik fiskal dan nonfiskal, Indonesia berhasil menarik lebih dari US$100 miliar Foreign Direct Investment (FDI) selama 5 tahun terakhir, termasuk investasi utama pada industri nilai tambah berbasis nikel seperti besi dan baja serta baterai lithium.

"Indonesia akan menggunakan sumber daya mineralnya yang kaya seperti nikel, tembaga, kobalt, dan bauksit (aluminium) dikombinasikan dengan sumber listrik yang kompetitif dan melimpah termasuk energi terbarukan seperti tenaga air dan panas bumi untuk lebih menarik investasi yang dapat mengubah perekonomian kita di masa depan," jelas Menko Luhut.

Indonesia telah berhasil menarik investasi utama untuk baterai Electric Vehicle (EV), seperti CATL dan LG Energy Solution, dua produsen Li-Battery terbesar di dunia. Selain itu, pemain material baterai utama seperti CNGR, BTR, Huayou, BASF, dan GEM telah berinvestasi di Indonesia. Hal ini akan menempatkan Indonesia sebagai pemain kunci dalam rantai pasokan global untuk transisi energi.

"Melalui hilirisasi nikel menjadi Baterai Lithium dan Indonesia memiliki cadangan logam utama yang signifikan. Investasi dalam proyek terkait material baterai ini diperkirakan mencapai lebih dari US$19 miliar. Industri Hilir akan terus berlanjut dan dikembangkan di Kawasan Industri di Kalimantan Utara di mana akan menjadi Industri Petrokimia terbesar," tambah Menko Luhut.

Selain itu, Pemerintah Indonesia juga meningkatkan efisiensi melalui digitalisasi di berbagai sektor seperti dikeluarkannya E-Catalog dan diprioritaskan untuk membeli Produk Lokal yang dihasilkan oleh UKM. Adanya Sistem Informasi Monitoring Barang Milik Negara (SIMBARA) yang mengintegrasikan seluruh data pengelolaan sumber daya mineral dan batubara di Indonesia. Di samping itu, meningkatkan efisiensi pelabuhan melalui integrasi pelabuhan dan implementasi Ekosistem Logistik Nasional, serta investasi di pusat data dan kabel bawah laut untuk mendukung ekonomi digital.

"Digitalisasi ini akan menurunkan biaya untuk produksi serta mencegah terjadinya korupsi. Justru akan meningkatkan pendapatan negara dan industri serta UKM lokal. Program pemerintah lainnya seperti pengadaan e-gov, dana desa, dan digitalisasi sistem pemerintahan akan meningkatkan ketahanan ekonomi kita di masa depan," tutup Menko Luhut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: