Konspirasi untuk menjatuhkan Anies Baswedan tampaknya selalu mengalami kegagalan termasuk permasalahan dugaan korupsi dana Formula E.
Sebelumnya, diketahui adanya manuver Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri untuk menjegal Anies Baswedan maju dalam Pilpres 2024 melalui penyelidikan Formula E membuat sejumlah pihak bertanya-tanya.
Baca Juga: Anies Baswedan: Antitesis Sekaligus Harapan Baru Bagi Orang-orang yang Tak Puas dengan Rezim Jokowi
Penyelidikan yang dilakukan KPK ini ditenggarai bermuatan politik dalam menangani kasus dugaan kasus korupsi dalam penyelenggaraan Formula E.
Padahal, dugaan terhadap penggunaan anggaran di luar ketentuan perundang-undangan penggunaan keuangan tidak memenuhi bukti yang kuat.
Ahli hukum tata negara dan pengamat politik Indonesia, Refly Harun mengatakan langkan penjegalan ini dilakukan karena ada kekhawatiran bahwa Anies akan memimpin Indonesia dan mengganti rezim ini yang sudah dinikmati oleh mereka yang sedang berkuasa.
“Makanya delegitimasi terhadap Anies ini luar biasa termasuk upaya untuk mengkriminalkannya melalui Formula E,” kata dia.
Selain kasus Formula E, Refly juga mencurigai adanya special mission dari Heru Budi Hartono, PJ Gubernur DKI Jakarta untuk mencari kelemahan Anies lainnya.
“Mudah-mudahan tidak terjadi sehingga kita bisa punya fair presidensial illusion kalau tidak kita tidak bisa berharap ada kepemimpinan yang mencerahkan di masa depan, tetapi lebih pada kepemimpinan yang dikendalikan oligarki,” kata Refly.
Para politisi dan pejabat kompetitor Anies, kebanyakan sudah tersandera bahkan hampir semuanya terbelenggu dalam dosa politik dan catatan hitam sejarah.
Ada yang terlibat skandal korupsi E-KTP, kasus Semen Mendem, tragedi Wadas hingga kejahatan terhadap perusakan lingkungan dan komunitas.
“Jangan lupa ya, mereka yang bersuara untuk mengkriminalkan Anis itu tidak tanggung-tanggung termasuk pengacara yang barangkali ingin balas dendam karena dicokok oleh KPK waktu itu dan Anis kebetulan dekat dengan orang atau mantan KPK,” jelas Refly.
Refly juga mengemukakan harapannya agar Pilpres 2024 ke depan bisa berjalan secara adil atau fair, agar semuanya bisa ikut berkompetisi.
Baca Juga: Tak Mungkin Direbut Anies Baswedan, Prabowo Subianto Malah Akan Menarik Suara Dukungan: Sudah Teruji
“Anies berhadapan sama Ganjar, berhadapan dengan Prabowo dan bila perlu berhadapan pula dengan Puan Maharani,” tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty