Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dorong Produk Lokal Tembus Ekspor, Enam Desa Devisa Baru Diresmikan

Dorong Produk Lokal Tembus Ekspor, Enam Desa Devisa Baru Diresmikan Kredit Foto: Antara/Moch Asim
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) meresmikan enam desa devisa baru yaitu Desa Parengan (Tenun Ikat) di Kab. Lamongan, Desa Punjung (Olahan Jahe) di Kab. Pacitan, Desa Minggirsari (Kendang Jimbe) di Kab. Blitar, Desa Ngubalan (Kerajinan Akar Jati) di Kab. Ngawi dan dua Desa Batik dan Tenun Gedog di Kab. Tuban yaitu Desa Margorejo dan Desa Kedungrejo.

Khofifah optimistis peresmian desa devisa baru tersebut akan mampu meningkatkan kinerja ekspor Jawa Timur. “Kita berharap ini bisa meningkatkan kinerja ekpsor, dan sekaligus bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat utamanya pengrajin,” Kata Khofifah.

Khofifah menambahkan, tujuan utama dibentuknya desa devisa adalah untuk mengekskalasi market produk lokal untuk bisa masuk ke pasar ekspor. Dalam program ini juga disediakan mentor-mentor ahli yang akan mendampingi pelaku usaha untuk bisa meningkat daya saingnya hingga produknya laku di pasar ekspor.

Menurut Khofifah program desa devisa merupakan bentuk nyata pemberdayaan masyarakat, utamanya untuk ekspor bisa dimulai dari lini mana saja. Melalui program desa devisa , kata dia bisa dipetakan dan prioritaskan wilayah yang memiliki produk unggulan sejenis, atau produk komplementer.

“Sehingga dapat saling memperkuat dan menguatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," terangnya. Khofifah pun berharap, kuota desa devisa di Jawa Timur dari LPEI semakin ditambah.

Sebab, secara tidak langsung desa devisa sebagai merupakan jembatan produk lokal untuk menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Jatim, bahkan nasional. Sementara itu, Direktur Pelaksana Bidang Hubungan Kelembagaan LPEI, Chesna F Anwar menyampaikan bahwa peluncuran desa devisa ini merupakan kegiatan pemerintah dalam mengembangkan UMKM agar bisa menembus pasar ekspor.

"Tujuan desa devisa adalah mengembangkan UMKM agar bisa tembus ekspor. Program kolaborasi hingga bulan September 2022 yang sudah kami laksanakan yaitu pelatihan pada 604 peserta dan menghasilkan 50 eksportir baru," urai Chesna.

Baca Juga: Tiga Bandara AP II Gunakan Energi Baru Terbarukan

Chesna menambahkan, desa devisa di Jawa Timur  adalah yang terbanyak di Indonesia. Dimana, sebelum penambahan enam desa devisa telah ada pendampingan LPEI pada 22 desa devisa di Jatim.

Karenanya, dengan tambahan Desa Devisa hari ini, pihaknya optimistis akan semakin mendorong produk lokal Jatim tembus ke pasar global. "Ini merupakan desa devisa terbanyak di Indonesia. Dan dari segi pembiayaan ekspor segmen UMKM, LPEI telah menyalurkan pembiayaan ekspor Rp 5,4 trilliun per Juni 2022," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: