Dampak Krisis Properti di China, Mantan Wanita Terkaya di China Ini Harus Kehilangan Status Miliarder-nya!
Selama dua tahun, berita buruk terus menumpuk bagi pengembang properti China. Banyak pengusaha di bidang properti ini mundur hingga harus kehilangan status miliardernya.
Penyebabnya adalah krisis kredit negara yang memburuk sehingga menyebabkan gagal bayar, kegagalan untuk mengirimkan rumah tepat waktu dan aksi jual pasar yang tak henti-hentinya.
Wu Yajun dari Longfor Group Holdings mengundurkan diri pada hari sebagai direktur eksekutif dan ketua, tak lama setelah Pan Shiyi dari Soho China berhenti pada bulan September. Wu menjadikan alasan kesehatan sebagai excuse untuk mundur. Dan ini mengejutkan para analis.
“Sangat mungkin kita akan melihat lebih banyak pendiri properti daratan meninggalkan peran penting di perusahaan mereka,” kata Kakei Lam, fund investment officer di Metaverse Securities Hong Kong. “Zaman keemasan properti China telah berlalu, dan mereka mungkin tidak melihat terlalu banyak yang dapat mereka lakukan untuk membantu.”
Baca Juga: Kekayaan Bersih Top 3 Miliarder Ini Anjlok, Rugi Total Hingga Rp3.431 Triliun!
Melansir Japan Times di Jakarta, Kamis (3/11/22) langkah mengejutkan ini membuat saham dan obligasi Longfor jatuh pada hari Senin, bahkan ketika keluarga Wu menghabiskan USD3,6 juta (Rp56,4 miliar) untuk mengambil saham guna menopang kepercayaan pasar dan perusahaan melunasi sebagian pinjaman sindikasi lebih awal.
Pengunduran diri tersebut hanya menambah kekhawatiran bahwa pengembang yang memiliki peringkat kredit tertinggi di antara rekan-rekan swasta di China tidak akan dapat mengandalkan posisinya yang relatif kuat untuk mencegah krisis nasional yang sedang berlangsung.
Selain sektor properti, industri teknologi China telah melihat beberapa pendiri terkenal mengundurkan diri menyusul tindakan keras yang dimulai dengan penawaran umum perdana Ant Group, yang merugikan perusahaan bernilai miliaran dolar di pasar.
Pengusaha berhenti karena mereka khawatir tentang upaya Xi Jinping untuk mengatur akumulasi kekayaan, kata Alicia Garcia Herrero, kepala ekonom Asia Pasifik di Natixis SA.
Dalam kasus Soho China, saham telah jatuh ke rekor terendah sejak Pan meninggalkan perusahaan untuk fokus pada kegiatan filantropi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: