GenZ atau generasi yang lahir antara tahun 1997–2012 saat ini mendominasi angkatan baru untuk dunia kerja.
Berbeda dengan generasi sebelumnya, GenZ memiliki karakteristik yang unik, dan perlu diperhatikan oleh para pemimpin perusahaan, yang tentunya berasal dari generasi yang berbeda.
Setidaknya ada lima karakteristik GenZ yang menonjol, pertama, GenZ merupakan kelompok yang Pencemas, insecure.
Mereka juga mengakui, mereka itu insecure yang juga dipengaruhi dari sosmed. Contohnya dari sosmed saat ini melihat temannya pamer ini, itu, membuat mereka insecure. Maka itu karakter yang pertama muncul itu adalah pencemas.
Kedua, mereka juga Adaptif. Bisa beradaptasi dengan berbagai macam situasi. Dengan teknologi mereka beradaftasi tidak sulit tentunya. Selanjutnya Ketiga, mereka Aspiratif.
Dalam artian di sini, Mereka punya tinggi pinginnya itu tinggi nah menurut saya ini adalah sesuatu yang positif yang mana mereka generasi yang positif punya harapan dan cita-cita yang tinggi.
Keempat mereka perfeksionis karena jika melihat sosmed mereka menampilkan Sesuatu yang sempurna saja. Jadi tidak heran mereka sempurna keinginannya.
Dan kelima, adalah percaya diri. Mereka adalah merasa confidence dengan kemampuan mereka. Ini bisa dipahami karena dari kecil mereka sudah biasa mendapat sanjungan oleh orang tua mereka.
Di mana paranting Parenting style orang tua genZ ini sudah lebih baik dari anak-anak sebelumnya. Sudah lebih tahu bagaimana mengambil informasinya. Mereka jadi lebih pede dan mungkin cenderung lebih PD.
5 karakter tersebut terungkap dalam Human Capital National Conference (HCNC) kembali digelar oleh PPM Manajemen pada 2-3 November 2022, yang mengambil tema besar Welcoming Generation Z: Shaping the Future of Workforce yang akan menyajikan hasil survei mengenai karakteristik Gen Z seraya mencoba menjawab dengan adanya karakter tersebut apa yang akan dilakukan organisasi dan apa yang harus dilakukan perusahaan agar menarik dan melibatkan para GenZ di pekerjaan.
“Dari hasil kemarin kita menemukan memang ada 5 karakter utama para genZ ini yang sebenarnya kalau organisasi ini bisa mencermatinya dengan baik, maka mereka bisa melakukan pengelolaan karyawan dengan lebih jitu strateginya sesuai dengan karakter mereka,” ungkap Maharsi Anindyajati – Head of Researcher Center for Human Capital Development (CHCD) PPM Manajemen mengungkapkan.
Adapun yang dimaksud GenZ, jika mengikuti standar BPS itu yang lahir di tahun 1997 sampai 2012 yang saat ini untuk awal sudah memasuki dunia kerja. Kalau kita melihat karakter semua generasi setiap masuk dalam dunia kerja akan me munculkan perilaku yang sama.
Mulai dari baby boomers dulu saat memasuki dunia kerja dianggapnya sok tahu dan sebagainya. Karena mungkin masih jiwa muda yang ingin melakukan perubahan, terus melihat Dunia Masih Hitam Putih yang mana mereka masih idealis.
Jadi secara umum kesamaannya seperti itu. Tetapi mungkin yang berbeda antara generasi sebelumnya, makin maraknya sosmed, menimbulkan insecure, tapi juga inginnya banyak yang mana lingkungan yang yang lebih paham mereka. GenZ justru lebih menyukai kestabilan dalam penghasilan dan dunia kerja. Kalaupun mereka masuk dalam dunia usaha, mereka butuh kestabilan dahulu.
Dari karakter yang ada, genZ bisa disebut bukan generasi yang malas, mereka tahu apa yang mereka lakukan. Walaupun mungkin ingin memiliki sesuatu agar bisa tampil. Yang jelas mereka bukan generasi mager. Ini hal yang perlu jika kita ingin kemas menjadi lebih baik.
Jika melihat dari nilai-nilai hidupnya dari sesuatu yang dianggap penting, kita lihat cukup baik. Bagaimana GenZ melihat sebuah tanggung jawab, etika adalah sesuatu yang positif, yang mana jika kita bisa melakukan pendekatan yang pas, mereka akan dapat menilai pekerjaan adalah sesuatu yang fun tetapi juga ada tanggung jawab di balik itu bisa kita tumbuhkan.
“Mereka masih berada di masa yang butuh pengarahan. Jadi bagaimana peran leader menjadi penting dalam membentuk karakter mereka,” jelas Maharsi.
Dan kalau kita lihat darisudut pandang GenZ yang mana mereka adalah generasi yang mudah beradaftasi yang tidak ingin ekslusif di mana mereka lebih menginginkan inklusif, bergaul dengan siapapun.
Berarti termasuk bergaul dengan orang-orang yang berbeda, buat mereka tidak masalah. Cuma memang, persepsi antar generasi ini berbeda pandangan. Hal-hal semacam ini memang yang perlu diantisipasi oleh sebuah organisasi bukan Cuma genZ saja agar paham generasi sebelumnya, tetapi generasi sebelumnya juga perlu diajak paham generasiZ ini. Karena memahami harus dari dua belah pihak.
Aditayani Indra Kukila selaku Plt. Direktur Eksekutif PPM Manajemen menambahkan, Human Capital National Conference (HCNC) merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2008. HCNC menyajikan hasil penelitian yang dilakukan oleh Center of Human Capital Development (CHCD) PPM Manajemen berkaitan dengan isu-isu terkini.
Tahun ini, HCNC 2022 mengambil tema besar Welcoming Generation Z: Shaping the Future of Workforce yang akan menyajikan hasil survei mengenai karakteristik Gen Z seraya mencoba menjawab dengan adanya karakter tersebut apa yang akan dilakukan organisasi dan apa yang harus dilakukan perusahaan agar menarik dan melibatkan para Gen Z di pekerjaan.
Survei dilakukan dengan pengumpulan responden dilakukan dalam dua metode melalui medos dan melalui gelaran Forum Grup Diskusi secara zoom. Responden terdiri dari Pelajar, Mahasiswa dan mereka-mereka yang baru saja masuk dalam dunia pekerjaan, yang berasal dari beberapa kota. Dari survey yang dilakukan berhasil mengumpulkan responden mencapai 1.311 responden.
Lebih jauh Aditayani menyampaikan, selain memaparkan hasil riset dari CHCD, setiap tahunnya gelaran HCNC juga mendatangkan narasumber-narasumber high profile untuk diajak berdialog dan berbagi pengalaman terkait isu yang diangkat yang kali ini membahas Gen Z.
Harapannya dengan mengangkat tema tersebut para peserta mendapat tambahan pengetahuan mengenai karakteristik Gen Z untuk meningkatkan produktivitas dan mengembangkan kinerja karyawan Z serta memahami teknik jitu mengelola karyawan Z melalui best practice sharing dari para praktisi di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: