Emang Antitesis Jokowi, Buruknya Kondisi Ekonomi Malah Jadi Berkah Buat Anies Baswedan
Berbeda dengan Anies, kata Saiful, Ganjar lebih cenderung dianggap sebagai kelanjutan dari Jokowi. “Pilihan pada Ganjar adalah refleksi positif pada kondisi ekonomi sekarang,” terang pendiri SMRC tersebut.
Sementara evaluasi ekonomi pada elektabilitas Prabowo tidak berpengaruh. Yang menyatakan ekonomi buruk atau jauh lebih buruk dan memilih Prabowo 33 persen, ekonomi baik atau jauh lebih baik 32 persen, tidak ada perubahan 33 persen.
“Karena itu, efek dari evaluasi ekonomi ini adalah pertarungan antara Anies dengan Ganjar jika keduanya maju sebagai calon presiden,” kata Saiful.
Studi ini menemukan evaluasi atas kondisi ekonomi cenderung negatif pada Anies. Artinya, yang menyatakan kondisi ekonomi baik cenderung akan menyerang Anies. Sebaliknya, yang menyatakan kondisi ekonomi baik akan memperkuat Ganjar.
Ke depan, kata Saiful, kalau kondisi ekonomi kita semakin buruk, itu akan menguntungkan Anies dan akan menggerus pemilih Ganjar. Sebaliknya, semakin ekonomi membaik atau persepsi masyarakat tentang ekonomi semakin baik, maka Ganjar akan semakin kuat dan Anies akan menjadi semakin lemah.
Saiful melanjutkan, bahwa setelah dikontrol dengan pendidikan, ideologi, dan agama, faktor evaluasi atas ekonomi memiliki pengaruh yang signifikan pada pemilih Ganjar dan Anies. Namun hal yang sama tidak terjadi pada pemilih Prabowo.
Baca Juga: Ngebet Jadi Duet Anies Baswedan, Demokrat Buka-bukaan, Suara Dukungan Buat AHY Gak Kalah Sama Aher!
“Ekonomi buruk atau baik, tidak berpengaruh pada pemilih Prabowo,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar