Rumah Habis Dibakar Hingga Terancam Dibunuh karena Masuk Islam, Kisah Mualaf Fretsman: Saya Ketika di Sorong Itu Kaget...
Tinggal di lingkungan yang mayoritas non-Islam sehingga harus mencampurkan ajaran agama sebelumnya dan ajaran Islam untuk mempermudah dalam bergaul dan berinteraksi dengan masyarakat.
Namun, ketika keislamannya diketahui masyarakat ternyata menimbulkan kecemburuan sosial yang membuat dirinya dizalimi. Sepekan kemudian sekitar 14 September 2014 rumahnya habis dibakar tanpa menyisakan apapun, bahkan setelah itu beliau dihadapkan dengan banyak ancaman.
Baca Juga: Bertemu Presiden ADFP, Wapres Tekankan Kerja Sama Promosikan Islam Moderat untuk Perdamaian Dunia
Mereka datang membawa motor dan menyuruhnya keluar untuk baku hantam. Tapi dia tidak meladeni karena dia tahu bahwa Allah sangat adil.
Sehingga dengan keadilan Allah saat dia berangkat ke Sorong selama dua bulan kemudian salah seorang di antara orang-orang yang menantang itu sudah mati dibunuh orang.
"Sehingga saya ketika di Sorong itu kaget. Tapi memang kalau orang membunuh dengan pedang pasti akan mati dengan pedang. Itu saja masih rencana membunuh saya tapi sudah terjadi pada dirinya sendiri," tutur dia.
Keputusannya masuk Islam tidak membuatnya menyesal karena dalam melewati ujian keimanan ini senantiasa ada saudara seiman yang banyak membantunya. Sebagaimana agama Islam telah mengajarkan sikap kasih sayang, tolong menolong, dan toleransi.
"Alhamdulillah, ada saudara orang Gorontalo. Mereka berbondong-bondong membantu saya, memberi saya baju, segala macam perkakas dapur, semuanya. Padahal kami beda suku dan itulah umat Islam," kisah dia.
Fretsman mengaku bangga mengenai hal itu karena Islam tidak membeda-bedakan suku ras, dan agama. Karena teman-temannya ini tidak hanya membantu untuk umat Islam saja tapi juga ada non Muslim yang mereka bantu.
Baca Juga: Melawan Anies Baswedan: Dulu Muslim Disuruh Milih Ahok, Kini Kristen Didorong Dukung Ganjar Pranowo
Perjalanan dia dalam menjaga keimanannya sungguh luar biasa, namun dengan ketetapan iman membuat dia tetap istiqamah.
Kebanggaannya dengan ajaran Islam membuat beliau rela mewaqafkan tanahnya untuk pembangunan Mushala di Desa Belengang, Kec Manganitu, Kep Sangihe, Sulawesi Utara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: