Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dedi Kurnia: Subsidi BBM Dinilai Bebani Negara, Pengalihan ke BLT Keputusan Tepat

Dedi Kurnia: Subsidi BBM Dinilai Bebani Negara, Pengalihan ke BLT Keputusan Tepat Pengendara motor antre membeli bahan bakar minyak (BBM) pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (31/8/2022). Antrean di sejumlah SPBU di Surabaya tersebut terkait adanya rencana kenaikan harga BBM jenis pertalite dan solar. | Kredit Foto: Antara/Didik Suhartono
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai subsidi BBM tidak boleh terus menjadi beban negara. Dia menilai subsidi BBM perlu dialihkan ke sektor yang lebih penting.

"Pemerintah sejauh ini telah berpikir cukup panjang soal bentuk subsidi, BBM tidak mungkin terus membebani, dan dalam kondisi ekonomi kita yang membaik, maka pengalihan subsidi BBM menjadi sangat penting," ujar Dedi.

Dedi menilai pemerintah telah berupaya dengan rasionalitas, dan publik dengan pengalihan itu akan tetap terayomi oleh kebijakan subsidi.

Lebih lanjut, Dedi pun melihat BLT dalam situasi saat ini menjadi tepat. Pasalnya, subsidi BBM lebih banyak dinikmati kelompok yang sebenarnya mampu.

Oleh sebab itu, dengan transakai BLT secara langsung, pemerintah berhadapan dan bertemu langsung dengan penerima.

"Hal ini memungkinkan ketepatan sasaran jauh lebih pasti dibanding subsidi yang dibayarkan pada korporat," ujarnya.

Terkait hal itu, Dedi mengatakan pemerintah dengan gagasan BLT perlu didukung karena terbukti membantu masyarakat.

Diketahui, konsumsi solar bersubsidi sudah mencapai 11,4 juta kiloliter dari total kuota 15,1 juta kiloliter dan konsumsi pertalite bersubsidi sudah mencapai 19,5 juta kiloliter dari total kuota 23,05 juta kiloliter hingga Agustus 2022.

Pemerintah pun telah menaikkan anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 lebih dari tiga kali lipat, dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun. Jika konsumsi BBM melebihi kuota subsidi, diperkirakan anggaran subsidi dan kompensasi BBM akan membengkak lebih besar lagi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: