Fahri Hamzah Sebut Bandar Belum Sepakat Soal Calon Koalisi Anies Baswedan, Refly Harun Blak-blakan: Politik Kita Tidak Sehat!
Fahri Hamzah buat geger dengan pernyataannya soal “Bandar Belum Sepakat” terkait batalnya deklarasi 10 November “Koalisi Perubahan” calon pengusung Anies Baswedan sebagai Capres.
Fahri mengungkapkan saat ini “bandar” belum sepakat mengenai deal-deal yang ada dalam koalisi tersebut. Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun angkat suara, menurutnya memang kondisi politik Indonesia tidak lagi sehat.
“Politik kita tidak sehat, kenapa? Karena cenderung ditentukan bandar belakang layar,” jelas Refly melalui kanal Youtube miliknya, dikutip Minggu (13/11/22).
Belum lagi, faktor kekuatan finansial oligarki atau yang disebut Fahri Hamzah sebagai “Bandar” dinilai sangat memengaruhi sistem atau ketentuan ambang batas 20% sehingga ada “deal-deal” politik yang tak mudah dilakukan.
Dalam persoalan yang dihadapi oleh Anies Baswedan dan NasDem, Refly menganggap tak ada kepastian yang mengikat karena baik PKS atau Demokrat saat ini sedang menghadapi godaan politik yang berat.
“Saya berpikir mengenai skenario baru… Jangan-jangan nanti pasangan berikutnya Prabowo-Aher, jadi Prabowo berkoalisi dengan PKS, jadi Prabowo-Aher, karena kalau menggoda satu takutnya nanti susah digoda. Jadi digoda dua-duanya, jadi mereka berpikir akan mendapatkan Coattail Effect (Efek Ekor Jas),” jelasnya.
Menurut Refly, koalisi antara PKS dan Gerindra bukannya tidak mungkin. Hal ini didasari Refly melihat rekam jejak keduanya yang saling berkoalisi di dua edisi terakhir.
Karenanya Refly menilai situasi Anies Baswedan saat ini sama sekali belum aman, pendukung harus bersiap dengan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.
“Bagi pendukung PKS, ingatan memilih Prabowo tidak jauh-jauh amat. Maka pendukung Anies Baswedan dan NasDem menjadi gigit jari kalau seandainya tiba-tiba godaan itu berhasil,” jelas Refly.
Karenanya, Refly kembali mengingatkan agar pendukung Anies Baswedan tidak terlalu fanatik dan menunjukkan optimisme yang berlebihan.
PKS dan Demokrat menurut Refly saat ini masih memikirkan keuntungan pribadi mereka dalam membentuk koalisi.
"Ini ngeri-ngeri sedap, hati-hati Anda jangan terlalu optimistis Anies bisa nyalon, godaan masoih terus dilancarkan sementara Belanda sudah dekat. Pilpresnya masih jauh, tapi Belanda yang mau pecah belah sudah dekat. Jadi kalau Anda mau digoda ya digoda dengan yang diinginkan oleh yang bersangkutan, apa yang diinginkan? Coattail Effect, ini bisa didapatkan kalau Anda mengirimkan Cawapres. Bagaimana kalau Ganjar-AHY Vs Prabowo-Aher?” jelas Refly Harun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto