- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Demokrat dan PKS Masih 'Ngegantungin' Anies Baswedan, Refly Harun: Kita Tunggu Pilih Jadi 'Penyelamat atau Pengkhianat!'
Sebagaimana diketahui, Batalnya deklarasi “Koalisi Perubahan” calon pengusung pengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden pada 10 November jadi sorotan karena diduga PKS dan Demokrat rebutan jatah Cawapres, serta upaya godaan dari pihak luar agar mereka tidak mendukung Anies Baswedan.
Mengenai hal ini, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun angkat suara. Refly mengungkapkan jika memang PKS dan Demokrat berkomitmen menjadikan pilpres nanti Genuine election, maka keteguhan memilih Anies Baswedan harus dipilih.
“Alangkah baiknya kalau memang ada genuine election, PKS dan Demokrat harus segera memutuskan paling tidak komitmen terus mendukung Anies agar tidak terombang-ambing,” jelas Refly melalui kanal Youtube miliknya, dikutip Minggu (13/11/22).
Dua langkah PKS dan Demokrat menurut Refly patut ditunggu khususnya terkait sikapnya pada NasDem dan Anies Baswedan.
Secara langsung Refly menyebut apakah PKS dan Demokrat akan jadi penyelamat atau pengkhianat dari suara masyarakat dan elemen yang mendukung Anies Baswedan.
“Kita lihat saja apakah Demokrat dan PKS akan jadi partai penyelemata atau pengkhiatan, penyelamat pendukung Anies Baswedan siapapun dia dan di manapun dia, atau pengkhianat pendukung Anies Baswedan siapapun dan di manapun dia,” jelas Refly.
Lebih lanjut, Refly menilai masih alotnya PKS dan Demokrat mengambil dan meneguhkan keputusan mengusung Anies Baswedan berbanding terbalik dengan NasDem. Bahkan, Refly menganggap PKS dan Demokrat harusnya berterima kasih ke NasDem.
“PKS dan Demokrat sudah terlalu lama di luar pemerintahan Jokowi, harusnya mereka berterima kasih ke NasDem yang mau mencalonkan Anies Baswedan sebagai Capres,” jelas Refly.
Bukannya tanpa alasan, NasDem yang berani mengambil keputusan mendeklarasikan Anies diambang ancaman serius.
Sebagai partai pendukung Jokowi dua periode, NasDem dengan mendukung Anies bukannya tak mungkin dimusuhi langsung oleh Jokowi yang dinilai beberapa analisis terus menginginkan kekuasaanya berlanjut lewat orang-orang yang ia kehendaki.
“Karena risiko yang mereka hadapi banyak. Dimusuhi istana, dimusuhi Jokowi, dan juga menjadi target barangkali sasaran untuk dicari kesalahan-kesalahannya,” ungkap Refly Harun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto