Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Ekonomi Indonesia Tumbuh, Tapi Masih Kalah Pesat dengan Vietnam, Kenapa?

Meski Ekonomi Indonesia Tumbuh, Tapi Masih Kalah Pesat dengan Vietnam, Kenapa? Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekonom menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kalah pesat bila dibandingkan pergerakan negara tetangga, yaitu Vietnam.

Hal itu diungkapkan oleh pakar kebijakan publik Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat. Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi Vietnam jauh melampaui Indonesia, yakni dengan capaian 13,7%. Sementara Indonesia, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), baru menyentuh angka 5,72%.

"Padahal di Vietnam tidak ada Dana PEN imbas COVID, tidak ada proyek besar IKN dan Kereta Api Cepat, tidak ada burden sharing Bank Sentral, dan tidak ada kelonggaran defisit belanja pemeritah di atas 3%. Namun, pertumbuhan Vietnam begitu mengesankan," kata Achmad dalam keterangannya, Selasa (15/11/2022).

Baca Juga: Elon Musk Akui Ekonomi AS Memburuk Menuju Resesi, The Fed Harus Berhenti!

Dia menganalisis sejumlah faktor yang ia yakini menjadi pendorong pesatnya pertumbuhan ekonomi Vietnam. Menurut dia, kebangkitan ekonomi Vietnam dimulai dari rangkaian reformasi ekonomi Doi Moi pada 1986. 

Reformasi ini mendorong industri swasta, mengakui hak tanah pribadi, menghapus pertanian kolektif, dan penarikan militer Vietnam dari Kamboja. Hasilnya, Vietnam mampu mencetak rata-rata pertumbuhan ekonomi 6,4% sejak 2000-an. Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita pada paritas daya beli (PPP) juga meningkat, dari $970 pada 1990 menjadi $6.023 pada tahun 2015.

Vietnam juga mampu menekan angka kemiskinan dari 70% hingga ke angka 5% pada 2020lalu. Proporsi penduduk yang hidup dengan pendapatan di bawah $3,10 per hari (pada PPP 2011) menurun dari 34,7% menjadi 3,5%.

Di saat yang sama, standar upah tenaga kerja Vietnam tetap rendah. Hal ini menjadi daya tarik bagi para investor dan para pemasok global, khususnya tekstil, alas kaki, dan manufaktur elektronik. Sejumlah perusahaan besar menginvestasikan manufaktur mereka di negara tersebut, seperti Adidas, Nike, dan Samsung.

Imbasnya, penanaman modal asing langsung (FDI) Vietnam telah tumbuh lebih dari 200 kali sejak 1986, dari $40.000 pada 1986 menjadi sekitar $15.8 miliar pada 2018. Sementara itu, ekspornya meningkat 19% dari 2020 hingga 2021.

Keuntungan juga diterima oleh Vietnam ketika terjadi ketegangan antara Amerika serikat dan China. Negara ini mampu menarik perusahaan besar yang berusaha mendiversifikasi rantai pasok mereka. Sejumlah perusahaan yang baru-baru ini mengumumkan akan berinvestasi besar-besaran di Vietnam adalah Apple dengan nilai $300 juta, Google melalui produksi Ponsel Pixel, dan Microsoft melalui produksi Xbox.

Secara keseluruhan, FDI Vietnam meningkat 8,9% antara Januari dan Juni tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: