Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Ekonomi Indonesia Tumbuh, Tapi Masih Kalah Pesat dengan Vietnam, Kenapa?

Meski Ekonomi Indonesia Tumbuh, Tapi Masih Kalah Pesat dengan Vietnam, Kenapa? Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta

Adapun pendapatan negara dari segi sektoral banyak disumbang oleh industri dan konstruksi yang menguasai 41% dari total PDB. Sementara itu, sektor jasa juga mulai unjuk gigi selama enam tahun terakhir, dengan kontribusi 37% dari PDB. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga andil dengan kontribusi 22%.

PDB Vietnam naik 13,67% dari tahun ke tahun (yoy) di kuartal III-2022, jauh lebih cepat dari pertumbuhan 7,72% di kuartal II. Capaian ini juga menunjukkan ekspansi kuartal keempat berturut-turut. Output menguat untuk industri & konstruksi (12,915 vs 7,70% di Q2), jasa (18,86% vs 6,605), dan pertanian (3,24% vs 2,78%).

Menimbang sejumlah faktor tersebut, perekonomian Vietnam diperkirakan akan tetap bergerak ke arah positif di tahun-tahun mendatang.

Meski begitu, Vietnam juga menghadapi rintangan berat untuk pertumbuhan di masa depan. Faktor yang paling membatasi adalah ukuran populasi negara yang tidak terlalu besar. Selain itu, tenaga kerja Vietnam relatif berketerampilan rendah, pasokan energinya mengalami kesulitan memenuhi permintaan, dan meskipun negara tersebut telah membuat kemajuan signifikan dalam pembangunan infrastruktur, Vietnam masih menempati peringkat ke- 47 dari 160 negara dalam hal ini.

"Berdasarkan hal ini sebetulnya Indonesia mempunyai kekuatan besar dari sisi populasi yang jika dikaryakan secara optimal akan membawa dampak pertumbuhan yang jauh lebih besar," ujar Achmad. "Apalagi, pasokan energi seperti suplai listrik yang besar belum dimanfaatkan secara optimal."

Achmad juga menyoroti kekayaan sumber daya alam Indonesia yang jauh lebih melimpah dari Vietnam. Infrastruktur Indonesia juga pada dasarnya lebih unggul dibandingkan dengan Vietnam.

"Tapi sayangnya banyak investor atau perusahaan-perusahaan asing yang justru hengkang dari Indonesia, seperti Chevrolet, Ford, Nissan, Toshiba, dan Panasonic," ungkapnya.

Adapun investor asing yang membuka industri di Indonesia banyak yang tidak memberikan keuntungan secara berimbang atau sepadan, seperti kekayaan nikel Indonesia yang dikuasai manfaatnya oleh perusahaan China.

"Seharusnya berdasarkan potensinya, Indonesia bisa mengalami pertumbuhan yang jauh lebih signifikan dari Vietnam," pungkas dia.

Baca Juga: Tumbuh Positif, Zulkifli Hasan Klaim Ekspor Menjadi Motor Penggerak Ekonomi Indonesia

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: