Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sasar Pedagang Pasar Tradisional, Literasi Keuangan Jawa Timur Tembus 55%

Sasar Pedagang Pasar Tradisional, Literasi Keuangan Jawa Timur Tembus 55% Kredit Foto: Antara/Siswo Widodo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022, indeks literasi keuangan Jawa Timur  tembus 55,32% dan indeks inklusi keuangan Jatim mencapai 92,99%.

Untuk indeks literasi keuangan naik 6,37% dibandingkan 2019 dan telah melampaui target yang ditetapkan untuk 2024 yang ditetapkan sebesar 50%. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan capaian yang diraih tidak lepas dari upaya yang terus dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jatim untuk terus menghasilkan inovasi, khususnya di Bulan Inklusi Keuangan (BIK).

"Keberhasilan ini juga merupakan sinergitas Pemprov Jatim bersama dengan OJK Regional 4 Jatim yang terus mendorong literasi dan inklusi keuangan  utamanya di basis-basis pasar tradisional,” Ucap Khofifah.

Ia melanjutkan, upaya yang dilakukan menjadi lebih mudah lantaran masyarakat difasilitasi  dengan adanya layanan Sistem Informasi Mobil Literasi dan Edukasi Keuangan (SiMOLEK), yang baru diluncurkan bertepatan dengan BIK 2022. Inovasi ini juga menjadi salah satu sarana sosialisasi masyarakat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan terkait produk dan layanan lembaga keuangan.

"Literasi keuangan di masyarakat harus terus dimaksimalkan untuk mewujudkan sistem keuangan yang inklusif. Sehingga dapat tercipta pertumbuhan ekonomi melalui distribusi pendapatan yang lebih merata, penurunan kemiskinan, dan stabilitas sektor keuangan," imbuhnya.

Sementara itu, untuk indeks inklusi keuangan Jawa Timur tahun 2022 tercatat naik 5,07 % dari tahun 2019. Dimana indeks Inklusi Keuangan Jatim tahun ini adalah 92.99%. Capaian tersebut juga  telah melebihi target Indeks Inklusi Keuangan yang ditetapkan sebesar 90% pada tahun 2024.

Peningkatan inklusi keuangan ini menurut Khofifah menjadi bagian yang amat penting. Apalagi, untuk memaksimalkan percepatan sistem digital utamanya di sektor keuangan yang menjadi proses penguatan UMKM. Dimana produk domestik regional bruto (PDRB) Jatim ditopang sektor UMKM sebesar 57,81%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: