Strategi Calon Koalisi Pengusung Anies Baswedan Nggak Main-main! Kubu Jokowi Bisa Tersudut, Siap-siap Aja!
Masih belumnya PKS dan Demokrat mengambil keputusan mengikat untuk mendekalrasikan dukungan koalisi pengusung Anies Baswedan menyusul NasDem jadi sorotan.
Alotnya keputusan yang diduga karena sama-sama mau jatah cawapres Anies Baswedan ini dinilai hanya mementingkan kepentngan partai sendiri berharap coattail effect dibanding suara rakyat yang mengharapkan Anies bisa maju di Pilpres.
Mengenai hal ini, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun turut berkomentar. Refly membeberkan analisisnya mengenai skenario lain dimana deklarasi sengaja ditunda-tunda demi kepentingan strategis koalisi pengusung Anies Baswedan.
“Bisa jadi ditunda-tundanya ini adalah taktik,” jelas Refly melalui kanal Youtube miliknya, dikutip Selasa (15/11/22).
Menurut Refly, skenario tersebut memiliki kaitan dengan langkah Jokowi terhadap NasDem yang berani memilih Anies.
Refly menilai NasDem memang menginginkan selama mungkin ada di pemerintahan meski bersama PKS dan Demokrat mendukung Anies Baswedan. Pun sebaliknya, Jokowi berpikir selama Anies belum resmi jadi capres dan itu yang diharapkan, maka NasDem masih bisa “dikuasai”.
“Agar NasDem tidak buru-buru ditendang oleh Pemerintahan Jokowi, karena Jokowi masih berharap Anies tidak dapat kereta 20%,” jelas Refly.
Lanjut Refly, sangat mungkin strategi tarik ulur NasDem dan Koalisi Perubahan pengusung Anies Baswedan sedang berlangsung, sehingga kubu Jokowi terus berharap.
“Sekarang masih ada main tarik-ulur karena istana sepertinya masih berharap koalisi perubahan bakal berubah,” tambah Refly.
Jokowi Ogah Melawan Surya Paloh
Sebelumnya menurut Refly, Jokowi tidak akan berani langsung ambil sikap ke Surya Paloh dan NasDem terkait Anies Baswedan. Jokowi akan menggunakan cara lain memastikan sosok Anies tidak akan bisa maju di Pilpres 2024.
“Jokowi tidak mau berkonfrontasi dengan Surya Paloh yang memiliki resources, tetapi ada faktor lain yang sebenarnya sekarang ini sedang diupayakan yaitu bagaimana menjegal koalisi ini. Makanya ada upaya misalnya merayu PKS, ada upaya menskenariokan Demokrat ditarik KIB, dsb,” jelas Refly melalui kanal Youtube miliknya, dikutip Senin (14/11/22).
Mengenai alasan Jokowi tak berani langsung berhadapan dengan Surya Paloh untuk menindak NasDem, Refly dalam analisisnya menyebut kekuatan seorang Surya Paloh bisa membuat bahkan seorang Jokowi enggan untuk melawannya.
“Karena kita harus pahami yang namanya Surya Paloh ini punya kekuatan sendiri. Sebagai oposisi dia tidak bisa dipandang sebelah mata. Kenapa? Karena dia punya resources yang tidak dipunyai Demokrat dan PKS, salah satunya media, baik cetak maupun televisi,” jelas Refly.
Refly menilai Jokowi tak akan nekat menendang NasDem tanpa strategi terlebih dahulu karena risiko menghadapi Surya Paloh akan berdampak besar.
Dengan apa yang Surya Paloh pegang, menurut Refly bakal jadi boomerang ke Jokowi sendiri apabila secara terang-terangan Jokowi tak suka dengan pilihan memilih Anies Baswedan.
“Ini bisa dipakai efektif untuk mengkampanyekan kepentingan mereka. Kalau seandainya dia berada di posisi oposisi maka tidak ada halangan lagi untuk mengkritik pemerintah,” lanjut Refly.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto