Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Ajak Negara G20 Promosi Sistem Pangan Berkelanjutan

Indonesia Ajak Negara G20 Promosi Sistem Pangan Berkelanjutan Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL), resmi membuka kegiatan Global Forum sebagai awal dari rangkaian kegiatan Agriculture Ministers Meeting (AMM) G20 Indonesia, di Hotel Intercontinental Jimbaran Bali pada Selasa (27/09/2021) siang. | Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan terdapat tiga hal penting yang menjadi fokus utama dalam mengantisipasi krisis pangan dunia diantaranya mempromosikan sistem pertanian dan pangan yang tangguh dan berkelanjutan.

“Bagi Indonesia ada tiga hal penting yang menjadi fokus utama dalam mengantisipasi krisis dunia. Pertama mempromosikan sistem pertanian dan pangan yang tangguh dan berkelanjutan. Kedua mempromosikan perdagangan pertanian yang terbuka dan non diskriminatif. Dan ketiga memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan yang ada,” Kata Syahrul saat menjadi pembicara pada Global Food Security forum yang digelar dalam rangkaian KTT G20 di Bali, kemarin.

Syahrul mengajak  negara G20 untuk menguatkan ketahanan pangan bersama sebagai pilar utama kemanusiaan dunia. Sektor pangan sangatlah penting dan tidak boleh bersoal hanya karena kepentingan negaranya sendiri.

"Saya selalu katakan pangan adalah human right. Karena itu tidak boleh ada negara di G20 ini menutup diri atau membatasi ekspornya atau memproteksi hanya kepentingan nasional karena kita sudah menyepakatinya," katanya.

Baca Juga: Antisipasi Krisis Pangan, Badan Pangan Nasional Minta Tambahan Anggaran Rp1,28 Triliun

Syahrul mengatakan bahwa sektor pangan sesuai kesepakatan yang ada merupakan sektor super prioritas yang harus dikelola bersama dan berkelanjutan. Oleh karena itu, anggaran di semua negara juga harus dinaikkan untuk mendukung ketersediaannya.

"Kalau kita bicara konteks global, mapping kita terhadap yang mana negara-negara yang bersoal pangannya harus bisa kita pastikan untuk melakukan langkah seperti apa subjeknya, objeknya dan metodologi yang kita pakai untuk membantu mereka yang sorted di bidang pangan," katanya.

"Di kami (Indonesia) sekarang ini stoknya 10,2 juta ton beras. Tapi intinya semua kekuatan dari sebuah negara yang sudah melampaui kemampuan atau ketersediaannya untuk tingkat nasional masing-masing harus dicanangkan untuk kepentingan global," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: