Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonomi Tahun 2023 Dikatakan Gelap, Dirut Bank Neo Commerce: Saya Optimis Ekonomi Indonesia Akan Tumbuh dan Survive

Ekonomi Tahun 2023 Dikatakan Gelap, Dirut Bank Neo Commerce: Saya Optimis Ekonomi Indonesia Akan Tumbuh dan Survive Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB), Tjandra Gunawan, optimis bahwa ekonomi Indonesia masih akan tumbuh dan bertahan (survive) di tengah prediksi resesi di tahun 2023. Ia mengatakan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 adalah 5,23% dan lebih baik baik dibanding negara sekitarnya.

"Kita masih bisa bisa bersyukur, bersyukurnya Indonesia itu secara prediksi masih akan ada pertumbuhan ekonomi tahun depan 5,23%. Jauh lebih baik dibanding negara-negara sekitarnya. Bahkan, Singapura negara terdekat kita hanya 3%-4%. 2,5 tahun lalu bahkan lebih ngeri. Di 2023 mau disebut apapun kondisinya, terjadi gelaplah apapun namanya, saya tetap percaya, tetap optimis Indonesia pasti akan survive. That's the first thing," ujarnya dalam acara Media Gathering bersama Direksi PT Bank Neo Commerce Tbk di Jakarta, Rabu (16/11/2022).

Baca Juga: Bank Neo Commerce Pastikan Pemenuhan Modal Inti Tercapai

Tjandra kemudian menjelaskan bahwa apapun kondisi di tahun 2023 sudah bisa diprediksi di tahun 2022 yang bisa diantisipasi terlebih dahulu.

"Second thing adalah gini. Apapun kondisi 2023 kita sudah bisa prediksi di 2022, artinya kita sudah bisa antisipasi. Sesuatu yang kita bisa ukur, sesuatu yang bisa kita lihat, bisa kita identify, artinya kita bisa siapin solusinya. Yang repot pas 2020 tidak ada orang yang pernah nyangka akan ada Covid," katanya.

Bos Bank Neo Commerce (BNC) ini pun bersyukur bahwa BNC bisa melewati tantangan yang terjadi selama pandemi, seperti modal dan likuiditas.

"2,5 tahun lalu, Alhamdullilah, BNC bisa lewatin [tantangan]. Caranya bagaimana? In short, kita riding the wave. It’s an option, pilihan buat kita pada saat itu. Kita sadar banget 2,5 tahun yang lalu kita itu bank kecil banget, masih bank BUKU 1. Dari bank BUKU 1, kita mesti survive dulu biar jadi bank BUKU 2, baru bisa bertransformasi jadi bank digital. Jadi urutannya seperti itu. Capital is becoming our challenge. Kedua, likuiditas sangat ketat 2,5 tahun yang lalu. Kalau sekarang ditanya 2,5 tahun kemudian bagaimana, kita Alhamdullilah banget kita punya likuiditas that is secure. Kondisi balance sheet kita sudah sangat jauh lebih baik," jelas Tjandra.

Baca Juga: Kinerja Kuartal III Meroket, Bank Neo Commerce Dinilai Punya Prospek Cerah

Ia lalu menjelaskan transformasi BNC menjadi bank yang lebih berguna bagi masyarakat yang kehadirannya hadir secara digital dengan fokus kepada rencana, KPI, dan milestone BNC.

"Tekad kita mentransformasi BNC menjadi lebih berguna buat masyarakat, menjangkau masyarakat. Caranya gimana? Kita presence-nya itu nggak secara physical, kita secara digital. Jadi kita ubah strategi kita semua supaya kita bisa presence secara digital. 2 ,5 tahun lewat terus dibilang tahun depan gelap. Kira-kira BNC mau ngapain? Kita akan tetap pakai rumus yang sama. We cannot change the world, we cannot change macroeconomy, we don’t have control whatever happens di sekitar kita. Tapi, kita bisa kontrol plan kita, KPI kita, milestone kita. Nah, itu yang sekarang kita fokus. Kita fokus banget sama milestone kita, supaya tahun depan kita bisa launching beberapa fitur, beberapa produk, beberapa layanan yang memang kita sudah masukkin ke dalam milestone kita di tahun ini," paparnya.

Penulis: Putu Rusta Adijaya

Reportase: Muhamad Ihsan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: