Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kinerja Kuartal III Meroket, Bank Neo Commerce Dinilai Punya Prospek Cerah

Kinerja Kuartal III Meroket, Bank Neo Commerce Dinilai Punya Prospek Cerah Kredit Foto: Bank Neo Commerce
Warta Ekonomi, Jakarta -

Derasnya laju inovasi teknologi dan gaya hidup masyarakat yang memasuki era digital, sektor Perbankan juga semakin didorong untuk bertransformasi dengan mengedepankan inovasi dan memanfaatkan teknologi digital untuk melayani masyarakat secara lebih baik.

Hadirnya layanan digital banking tentunya sangat membantu masyarakat, terutama masyarakat yang belum sepenuhnya terlayani oleh perbankan konvensional, terutama masyarakat diluar kota-kota besar. Sekitar 70% dari masyarakat saat ini masih belum memiliki akses terhadap layanan perbankan secara penuh seperti pembukaan rekening yang lebih mudah, akses ke berbagai produk-produk finansial (kredit, asuransi, wealth management), kemudahan transaksi, dan masih banyak lainnya.

Pada kuartal III/2022 kinerja bank digital kian membaik. PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), satu di antara bank digital terkemuka di Indonesia, telah mencatatkan kinerja yang positif. Saat ini, BBYB merupakan satu-satunya bank digital di Indonesia yang memiliki kompetensi dalam hal penyaluran kredit serta menjaga kualitas asset.

Baca Juga: FDS Dukung Penuh Aplikasi Teknologi Bank Digital untuk Bank Konvensional

Kemampuan ini tidak lain didukung oleh expertise pemegang saham pengendali nya Akulaku. Akulaku telah beroperasi lebih dari 8 tahun dan telah berkembang menjadi salah satu fintech lending terbesar di Indonesia dengan keterampilan untuk mengolah dan memanfaatkan data untuk menjaga kualitas asset agar tetap sehat.

“Kinerja positif BBYB ini akan terus berlanjut seiring dengan peningkatan sifnifikan pada portofolio dan juga penurunan biaya operasi. Selain itu juga diharapkan bisa me-leverage kemampuan yang dimiliki Akulaku tersebut. BBYB sendiri juga telah membuktikan kekuatannya dalam hal menjaring dana pihak ketiga (DPK) dengan total DPK mencapai hampir Rp13 triliun, pada September 2022, salah satu yg tertinggi dibandingkan bank digital lainnya. Kemampuan untuk menjaring DPK, ditambah dengan kearifan dalam mengelola aset akan menjadi kunci yang sangat penting untuk bank digital agar bisa membukukan kinerja positif dan secara keberlangsungan” Ungkap Edward Lowis, Head of Research Sucor Sekuritas.

Dari sisi penyaluran Kredit, di kuartal III 2022 BBYB mencatatkan kenaikan total kredit yang cukup signifikan, sebesar Rp8,9 triliun. Sedangkan dari sisi DPK juga terjadi kenaikan sebesar 88,9% pada September 2022 menjadi Rp12,6 triliun, dibandingkan dengan posisi September 2021 sebesar Rp 6,67 triliun.

Edward juga menambahkan bahwa kinerja keuangan BBYB diperkirakan akan terus membaik pada tahun depan, dengan estimasi laba bersih sebesar Rp550 miliar atau jauh membaik dibandingkan estimasi rugi bersih sebesar Rp528 miliar pada tahun ini.

Baca Juga: Bank Neo Commerce Catatkan Laba Rp10,1 Miliar di Kuartal III

Estimasi laba bersih ini terlihat lebih positif jika dibandingkan dengan rata-rata consensus pasar yang masih berpendapat bahwa BBYB akan mencetak rugi bersih Rp360 miliar pada tahun 2023 Perkembangan industri perbankan di Indonesia tengah diramaikan dengan kemunculan tren bank digital dan menjadi fenomena menarik sejak tahun 2021.

"Indonesia merupakan pangsa pasar yang sangat potensial bagi layanan keuangan digital di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu sektor esensial dalam mendukung perekonomian, industri perbankan juga didorong untuk terus berinovasi dan memberikan fleksibilitas layanan yang mempermudah nasabahnya. Dalam hal ini, bank digital yang dapat bertahan dan bertumbuh secara sustainable akan menjadi pemenang dan berpotensi menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: