Survei SMRC: Ganjar Lebih Menguntungkan Bagi Golkar Dibandingkan Airlangga untuk Diusung Jadi Capres
Sailful Mujani Research and Consulting (SMRC) kembali melakukan hitung-hitungan surveinya.
Kali ini SMRC melakukan hitung-hitungan peluang partai politik jika mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden, dalam hal ini SMRC menyoroti peluang Golkar jika mengusung Ganjar yang berdasarkan survei yang mereka lakukan punya dampak besar.
Disebutkan bahwa di antara ketiga nama yakni Ganjar, Airlangga Hartarto, dan Erick Thohir, Golkar yang menempati urutan 3 besar akan mendapat keuntungan jika mengusung Ganjar. Namun Saiful mengingatkan bahwa survei eksperimental terkait posisi partai politik ini hanya menggunakan sample 267, sehingga margin of errornya sekitar 6,1 persen. Umumnya margin of error survei nasional SMRC sekitar 3 persen.
“Studi ini menemukan bahwa Ganjar memiliki efek positif pada penguatan suara Golkar,” demikian bunyi rilis SMRC yang diterima redaksi wartaekonomi.co.id, Kamis (17/11/22).
Lanjut rilis tersebut, Dalam treatment, pertanyaan kuesioner ’jika Golkar mencalonkan Ganjar sebagai presiden, partai atau calon dari partai mana yang akan dipilih?’, Dalam simulasi ini, Golkar mengalami penguatan dari 11 persen menjadi 17 persen suara. Kenaikan suara Golkar kurang lebih 6 persen.
Pendiri SMRC, Saiful Mujani mengungkapkan Ganjar bisa menaikkan suara partai Golkar, jika dia dicalonkan. Sedangkan untuk Airlangg yang notabene merupakan Ketua Umum Golkar, pengaruh yang ada tidak terlalu besar jika dicalonkan.
Dalam treatment di mana nama Airlangga dimasukkan dengan format pertanyaannya menjadi bila Golkar mencalonkan Airlangga untuk menjadi presiden, partai atau calon partai mana yang akan dipilih, hasilnya partai Golkar mendapatkan 13 persen suara. Ada kenaikan dua persen dari hasil variabel kontrol, tapi tidak signifikan.
“Airlangga tidak memiliki efek, baik positif maupun negatif, pada suara partai Golkar. Karena itu, jika Golkar mencalonkan Airlangga, kemungkinan menaikkan suara Golkar tidak terjadi,” jelas Saiful.
Survei ini dalam format wawancara tatap muka pada 3 – 9 Oktober 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden.
Response rate sebesar 1027 atau 84%. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling). Metode eksperimental untuk menguji efek pencalonan presiden terhadap elektabilitas partai dilakukan dengan membagi responden secara acak ke dalam empat kelompok (kontrol, treatmen 1, treatment 2 dan treatmen 3), dan setiap responden mendapat satu pertanyaan sesuai kelompoknya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto