Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani sangat terpukul dengan tragedi tenggelamnya kapal berjenis speedboat yang mengangkut pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal di perairan Kota Batam, Kepulauan Riau pada Selasa (15/11) sekitar pukul 01.00 Wib dini hari lalu.
Kapal tersebut mengangkut delapan orang penumpang yang terdiri dari 5 orang dewasa, satu orang anak umur 4 tahun dan dua orang awak kapal. Kapal itu berlabuh dari pelabuhan ilegal di Batam menuju Malaysia.
Dalam peristiwa tersebut, sudah ditemukan empat orang, tiga diantaranya meninggal dunia dan sisanya masih dalam pencarian termasuk awak kapal.
"Saya ucapkan belasungkawa kepada keluarga korban yang meninggal atas kejadian ini, semoga diberikan ketabahan. Bagi korban yang dinyatakan hilang semoga cepat ditemukan," kata Benny dalam konferensi per di Kantor BP2MI, Jakarta, Jumat (18/11) malam.
"Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Tim SAR Gabungan yaitu Kan SAR Tanjungpinang, Pos SAR Batam, Ditpolair Polda Kepri, Ditpolair Baharkam Polri, TNI AL, PLP Tanjung Uban dan masyarakat setempat yang turut membantu pencarian para korban," ucap Benny.
Benny sangat menyayangkan peristiwa pahit ini harus terulang kembali di tengah negara melalui lembaga yang Ia pimpin itu gencar memberantas sindikat dan mafia-mafia penyaluran PMI ilegal yang tidak bertanggung jawab.
Padahal kata dia, pemerintah melalui BP2MI terus menerus mendorong proses penempatan secara resmi dengan mempersiapkan anak anak bangsa yang wajib mengikuti pelatihan dan wajib memiliki dokumen termasuk keterampilan dibidangnya.
"Apa yang terjadi dengan peristiwa tenggelamnya kapal speedboat yang membawa PMI yang diduga dipekerjakan secara ilegal di Malaysia ini membuktikan bahwa praktek dari sindikat penempatan ilegal terus di lakukan ini adalah cara-cara yang sangat mengganggu kerja negara yang selama ini fokus pada penempatan resmi," ujarnya.
Benny menuturkan, di negara berdaulat yang berpegang teguh pada hukum seperti Indonesia, dia tidak akan mau kalah dan tunduk terhadap mafia-mafia yang hanya mencari keuntungan dan menindas sekelompok manusia demi keuntungan pribadinya.
Dia menegaskan, kejadian ini adalah sebuah kejahatan yang tertentu tidak boleh kalah dengan sekelompok orang yang berpesta pora terus menerus mengambil keuntungan dari bisnis kotor dengan memperjual belikan dan memperdagangkan anak-anak bangsa.
"Kita tidak akan tolerir dan sikap BP2MI jelas bahwa perang terhadap sindikat penempatan ilegal ini dan akan terus kita lawan dan tidak akan pernah berhenti," tegasnya.
Ia berjanji, dalam upaya pemberantasan mafia tidak akan ada kata menyerah dan lelah. Ia meyakini apa yang dia lakukan saat ini adalah ibadah dan jihad hidup yang nyata dalam menjaga setiap hak warga negara sesuai tugas yang diembannya.
"Kami tidak akan pernah mengatakan kami lelah, kami tidak akan pernah mengatakan kami berhenti sepanjang kami meyakini bahwa tugas negara menyelamatkan anak anak bangsa agar tidak menjadi korban penempatan ilegal adalah tugas suci, tugas mulia dan kami menyebutnya bagian dari hidup jihad fisabilillah," pungkasnya.
Benny menceritakan, dari keterangan singkat dari korban yang selamat bahwa mereka berangkat pada hari Senin, 14 November 2022 dari pelabuhan Dumai-Riau menuju pelabuhan Sekupang-Batam.
Sesampainya di Batam, mereka berangkat dari salah satu pelabuhan ilegal yang ada disana menuju negeri jiran Malaysia pada Selasa 15 November 2022 sekitar ukul 01.00 Wib dini hari.
Setelah kurang lebih 15 menit setelah kapal berangkat, situasi cuaca mulai memburuk dan ombak kuat, sehingga kapal yang mereka tumpangi terbalik.
Sekitar pukul 07.30 Wib awak Kapal MV. Klasogun yang saat itu sedang melintas melihat ada orang yang terapung di koordinat 01°05'289"N 104°09'716"E, sehingga menurunkan sekoci untuk memberikan bantuan penyelamatan.
"Korban yang berhasil diselamatkan bernama Zuraidah, perempuan umur 45 tahun asal daerah Samalanga-Aceh dan tiga orang lainnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” terangnya.
Selanjutnya Kapal MT. Klasugun memberitahu Tim SAR Batam melalui panggilan radio untuk meminta bantuan bahwa ada penemuan korban dilaut, hingga Tim SAR turun untuk mengevakuasi korban dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri.
Hingga saat ini, Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap korban yang dinyatakan hilang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat