Jhon Sitorus Nilai Permintaan Maaf Kharisma Jati ke Ibu Iriana Tidak Tulus, Lihat Saja Isinya nih
Kharisma Jati yang diduga merendahkam dan melakukan penghinaan terhadap Ibu Negara Iriana Joko Widodo akhirnya melayangkan surat terbuka permintaan maafnya. Meski demikian, pegiat media sosial Jhon Sitorus menilai, permohonan maaf tersebut tidak tulus malah hanya memberikan ultimatum.
“Setelah meminta maaf ‘yang tidak tulus’, lalu memberi ultimatum. Padahal, persoalan ini enggak ada hubungannya dengan rezim. Ini adalah kehormatan ibu negara. Ibu dari seluruh manusia yang berindentitas WNI. Maka kewajiban seluruh WNI membela Ibu Negaranya ketika dihina,” ucap Jhon dalam unggahannya, Jumat, (18/11/2022). Baca Juga: Jhon Sitorus: Jangan karena beliau terlalu baik jadi sesuka 'hatimu' merendahkan Ibu Negara
Menurutnya, pada paragraf keempat surat terbuka itu, hanya mengungkapkan "kemarahan". “Jangan-jangan dia sedang protes kelompok radikal? Karena semua sifat yang dia sebut adalah habitat dari mereka,” tutur Jhon.
Lanjut kata dia, 100 persen Kharisma Jati bukan permintaan maaf. Tujuan permintaan maafnya juga tidak spesifik ke Iriana.
“Lalu dia memberi ultimatum di paragraf 4, seakan-akan netizen yang protes dia adalah bagian dari penjilat. Itu tuduhan serius lho,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kharisma Jati meminta maaf kepada Presiden Joko Widodo dan Iriana serta seluruh keluarga besar kepresidenan yang diunggah melalui akun Facebooknya. Baca Juga: Ibu Negara Iriana Jokowi Diejek Seolah Jadi Pembantu Istri Presiden Korsel, Erick Thohir: Kita Tidak Boleh Diam!
Berikut isinya:
“Surat Terbuka Permintaan Maaf Kepada Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo berserta seluruh Keluarga Besar Kepresidenan.
Dengan ini saya, Kharisma Jati, meminta maaf kepada Keluarga Besar Presiden RI atas unggahan saya di media sosial yang menyinggung perasaan anggota keluarga Bapak Presiden Joko Widodo, termasuk kerabat; staf; dan pejabat di lingkungan kepresidenan. Permintaan maaf ini saya nyatakan dengan tulus dari lubuk hati yang paling dalam, tanpa unsur keterpaksaan maupun kepura-puraan.
Dan jika dari pihak terkait bermaksud mengadakan tuntutan hukum maka saya akan menerima dengan lapang dada atas segala hukuman yang adil dan setimpal.
Namun tidak ada sedikitpun permintaan maaf saya terhadap para pendukung fanatik rezim ini, yang merasa bisa berbuat sesukanya sendiri tanpa mengindahkan moral dan etika, karena saya bukan penjilat, pembeo maupun perundung, dan tidak sedikitpun saya membenarkan perbuatan semacam itu. Framing, fitnah, dan ujaran kebencian yang mereka buat hanya mencerminkan arogansi dan kemunafikan mereka.
Demikian surat terbuka ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dari pihak manapun”.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: