Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diduga Kelilit Skandal Anggaran, Menteri Dalam Negeri Jepang Pilih Mundur

Diduga Kelilit Skandal Anggaran, Menteri Dalam Negeri Jepang Pilih Mundur Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menghadiri Working Session 3 Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (16/11/2022). | Kredit Foto: Antara/Media Center G20 Indonesia/Fikri Yusuf
Warta Ekonomi, Tokyo -

Menteri Dalam Negeri Jepang dalam anggota kabinet Perdana Menteri Fumio Kishida mengundurkan diri. Sang menteri melepas jabatannya diduga terkait skandal anggaran.

Mundurnya Menteri Dalam Negeri itu menjadi yang ketiga dalam satu bulan terakhir. Ini juga menjadi pukulan keras bagi Kishida yang sudah kehilangan banyak dukungan.

Baca Juga: Memanas, Fumio Kishida Buka-bukaan 'Reformasi' Angkatan Laut Jepang gara-gara...

Angka dukungan pemerintah Kishida merosot usai pembunuhan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe pada Juli lalu yang mengungkapkan hubungan dalam dan lama politisi partai berkuasa Liberal Demokrasi dengan Gereja Unifikasi. Kelompok yang menurut para kritikusnya adalah sekte.

Menteri Dalam Negeri Minori Terada mengajukan pengunduran diri ke Kishida setelah media melaporkan perdana menteri akan memecatnya. Kantor Kishida belum dapat dimintai komentar tentang laporan itu.

Terada sedang ditekan beberapa skandal anggaran salah satu yang terkenal ia mendukung kelompok yang mengajukan anggaran yang proposalnya ditandatangani orang sudah meninggal dunia.

Kishida mengatakan ia menerima pengunduran diri Terada untuk memprioritaskan debat parlemen. Termasuk pembahasan soal anggaran ekstra pada tahun fiskal yang berakhir bulan Maret.

Ditanya tentang sudah tiga menterinya mengundurkan diri sejak 24 Oktober lalu, Kishida mengatakan akan meminta maaf. "Saya merasa sangat bertanggung jawab," katanya Minggu (20/11/2022).

Ia menambahkan berencana untuk mengumumkan pengganti Terada pada Senin (21/11). Stasiun televisi melaporkan perdana menteri tampaknya mencalonkan mantan menteri luar negeri Takeaki Matsumoto.

Hengkangnya Terada dapat semakin memperlemah perdana menteri yang angka dukungnya masih di bawah 30 persen di beberapa jajak pendapat terakhir. Di tingkat ini mungkin sulit baginya untuk menjalankan agenda politiknya.

Ia memimpin LDP pada kemenangan beberapa hari usai Abe ditembak dalam sebuah kampanye. Kishida diperkirakan akan menikmati "tiga tahun emas" tanpa mengharuskan pemilihan umum sampai 2025.

Pelaku pembunuh Abe mengatakan ibunya bankrut karena Gereja Unifikasi dan ia menyalahkan mantan perdana menteri karena telah mempromosikannya. LDP mengakui beberapa anggota parlemennya memiliki hubungan dekat dengan gereja itu tapi tidak memiliki hubungan organisasi dengan partai.

Sebagian besar pemilih juga menolak keputusan Kishida untuk menggelar pemakaman kenegaraan buat Abe yang dilakukan pada akhir September lalu.

Usai kasus penembakan itu, Menteri Revitalisasi Ekonomi Daishiro Yamagiwa mengundurkan diri pada 24 Oktober karena hubungannya dengan Gereja Unifikasi. Pukulan lain datang setelah Menteri Kehakiman Yasuhiro Hanashi mundur pada pertengahan November atas komentar yang terkesan meremehkan tanggung jawabnya.

Terutama mengenai penandatangan eksekusi. Mundurnya Hanashi dan Terada menjadi pukulan keras sebab mereka faksi Kishida di LDP.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: