Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sekjen NATO Ketar-ketir Tahu Persenjataan Ukraina Bikin Menghela Napas karena...

Sekjen NATO Ketar-ketir Tahu Persenjataan Ukraina Bikin Menghela Napas karena... Kredit Foto: Reuters/Gleb Garanich
Warta Ekonomi, Madrid -

Konflik antara Ukraina dan Rusia kemungkinan akan berakhir dalam negosiasi, itulah sebabnya Kiev perlu disuplai dengan lebih banyak senjata, kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.

"Kita semua ingin perang ini berakhir," kata Stoltenberg dalam pidatonya di Sidang Tahunan ke-68 Majelis Parlemen NATO di Madrid pada Senin (21/11/2022), menambahkan bahwa penting bagi blok militer pimpinan AS bagaimana tepatnya konflik berakhir.

Baca Juga: Mantan PM Jepang: Tuan Presiden Zelensky Membuat Banyak Orang Ukraina Menderita

“Kita perlu menyadari bahwa perang ini kemungkinan besar akan berakhir pada tahap tertentu di meja perundingan. Tetapi kita juga harus tahu bahwa hasil dari negosiasi itu sepenuhnya bergantung pada kekuatan di medan perang,” bantah kepala NATO itu.

“Jadi, jika kita menginginkan hasil yang dapat diterima oleh Ukraina… cara terbaik untuk mencapainya adalah dengan memberikan dukungan militer untuk Ukraina,” katanya.

Anggota NATO kata Stoltenberg, "harus siap mendukung Ukraina untuk jangka panjang”, mendesak anggota parlemen untuk terus mengadvokasi lebih banyak bantuan untuk Kiev di negara mereka sendiri.

Stoltenberg mengakui bahwa bantuan ini “berharga” bagi anggota NATO.

“Di negara kami, banyak yang menghadapi krisis biaya hidup. Tagihan energi dan makanan meningkat. Ini adalah masa-masa sulit bagi banyak orang,” jelasnya.

Namun, kepala NATO berpendapat bahwa negara-negara Barat harus membayar "harga yang jauh lebih keras" jika Rusia diizinkan meraih kemenangan di Ukraina, karena itu akan memberi sinyal kepada "rezim otoriter" lain bahwa mereka dapat mencapai tujuan mereka dengan paksa, yang akan “membuat dunia lebih berbahaya.”

Stoltenberg juga memperingatkan bahwa "adalah kesalahan besar untuk meremehkan Rusia" karena Moskow "mempertahankan kemampuan militer yang signifikan dan jumlah pasukan yang banyak."

Pejabat tinggi Rusia telah berulang kali mengatakan bahwa Moskow siap untuk menegosiasikan penyelesaian dengan Ukraina, sambil menuduh Kiev tidak mau berbicara, dan dengan sengaja mengedepankan kondisi dialog yang tidak realistis.

Rusia menggambarkan konflik di Ukraina sebagai "perang proksi" yang dilancarkan oleh AS dan NATO.

Moskow secara konsisten mengkritik pengiriman senjata ke Ukraina oleh negara-negara Barat, mengatakan mereka hanya memperpanjang pertempuran dan meningkatkan risiko konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: