Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenperin Dukung Investasi di Bidang Green dan Blue Economy

Kemenperin Dukung Investasi di Bidang Green dan Blue Economy Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya memacu pembangunan industri ramah lingkungan untuk mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.

Langkah strategis ini dilakukan guna mewujudkan pembangunan industri yang selaras dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Sasaran tersebut memerlukan penyelarasan kebijakan perdagangan, investasi, dan industri dengan pencapaian pada tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

“Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mewujudkan target SDGs, termasuk mempromosikan keseimbangan pertumbuhan industri manufaktur dan pemberdayaan lingkungan. Untuk itu, investasi pada bidang Green and Blue Economy diperlukan untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita.

Agus menjelaskan, saat ini Kemenperin telah menerapkan program industri hijau yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sejalan dengan program Making Indonesia 4.0.

Prinsip ini mampu mendukung penciptaan industri yang ramah lingkungan dan berdaya saing di kancah global.

"Melalui upaya penerapan industri hijau juga, sepanjang tahun 2021 kami mencatat telah menghemat energi sebesar Rpp3,2 triliun, dan penghematan air sebesar Rp 169 miliar. Pencapaian ini memperkuat komitmen industri untuk memastikan keberlanjutan bisnis perusahaan dalam jangka panjang," ujar Menperin. 

Kesuksesan penerapan program industri hijau di Indonesia akan semakin membuka jalan bagi transformasi menuju pembangunan industri yang berkelanjutan.

Pendekatan Blue, Green, dan Circular Economy berpotensi menaikan investasi dan memberikan keuntungan besar yang dalam implementasinya dapat menciptakan lapangan kerja baru, mengurangi sampah, dan tetap mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Peningkatan industri manufaktur yang berkelanjutan dapat menarik investor yang tepat untuk berinvestasi di dalam negeri. Sehingga perlu dukungan komprehensif melalui pengembangan sustainable financing dari sektor layanan finansial,” kata Agus.

Pemahaman pemerintah dan stakeholders tentang pendanaan berkelanjutan dari sumber pemerintah dan swasta ini sangat diperlukan.

Oleh karena itu, Edward Y. Chang, Managing Director The Spectrum Solutions Group (TSSG), mengungkapkan dukungannya terhadap Pemerintah dalam melakukan kajian terkait peluang Ekonomi Biru ini.

"Saat ini kita sedang membantu Pemerintah Indonesia untuk mengkaji potensi Financing Blue Economy di Indonesia”, ujar Edward. Kajian ini sejalan dengan upaya membantu pemerintah Indonesia mencapai Agenda 2030 untuk pembangunan berkelanjutan. Ia juga berharap Indonesia dapat menangkap peluang ini, terlebih dengan status Indonesia sebagai Presidensi KTT G20.

"Indonesia harusnya dapat menangkap peluang menjadi pemimpin di Asia dalam Financing Blue Economy.  Melalui pertemuan dengan pemangku kepentingan dengan negara-negara G20 dan swasta ini, Indonesia berpeluang untuk dapat bekerja sama dalam memaksimalkan ekonomi berkelanjutan”, sebut Edward.

Selain itu, Edward mengungkapkan bahwa TSSG, sebagai knowledge partner The 1st Circular Economy Summit, saat ini tengah menjajaki kerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"Kita juga berharap dapat menjalin kerjasama teknis menyangkut sustainability dan circular economic dengan BRIN”, paparnya. Edward Y. Chang berharap dapat bersinergi dengan BRIN untuk melakukan optimalisasi potensi ekonomi biru dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: