Situasi Suriah Makin Panas, Rusia ke Turki: Kami Minta untuk Menahan Diri
Pada Minggu lalu, Turki melakukan serangan udara terhadap pangkalan kelompok militan Kurdi di Suriah utara dan Irak. Ankara mengklaim, target-target dalam Operation Claw-Sword telah digunakan untuk melancarkan serangan “teroris” di tanah Turki.
Menurut kelompok Syrian Observatory for Human Rights, serangan Turki di Suriah utara dan timur laut menewaskan sedikitnya 31 orang.
Baca Juga: Putin-Erdogan Buka Pembicaraan Soal Pendirian Pusat Gas di Turki
Operation Claw-Sword diluncurkan Turki sepekan setelah serangan bom yang mengguncang jalan Istiklal di Istanbul. Insiden itu menewaskan enam orang dan melukai 81 lainnya.
Otoritas Turki telah menahan 22 orang, termasuk individu yang diduga memasang bom di jalan Istiklal. Turki menuding kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK) mendalangi serangan yang terjadi pada 13 November lalu tersebut.
Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan, perintah penyerangan di jalan Istiklal bersumber dari Kobani, sebuah kota di Suriah utara.
Di kota tersebut, militer Turki menggelar operasi untuk memerangi kelompok Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG). Ankara memandang YPG sebagai perpanjangan dari PKK.
"Menurut temuan kami, organisasi teroris PKK yang bertanggung jawab (atas serangan di jalan Istiklal, Istanbul)," ujar Soylu, dilaporkan Anadolu Agency.
PKK adalah kelompok bersenjata Kurdi yang telah melancarkan pemberontakan di Turki tenggara selama lebih dari tiga dekade. Turki melabeli YPG dan PKK sebagai kelompok teroris.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: