“Saya perhatikan, dinamika psikologis inilah yang bekerja dalam otak kelompok pemuja petahana tersebut. Semakin ditunjukkan bahwa petahana memiliki kekurangan-kekurangan dan tidak logis kalau beliau dapat memperbaiki Indonesia, semakin mereka bersemangat mendukung petahana,” kata dia.
Beberapa diantara mereka kata Ichsanuddin mendebat dengan nasehat adiluhung orang Jawa, “wong pinter ora mesti bener, wong bener ora mesthi pinter”.
“Mereka mau mengatakan, “ya, petahana memang bodoh, tapi dia orang yang benar”. Padahal nasehat Jawa itu maksudnya, “wong (sing ketok) pinter ora mesti bener, wong sing bener (ora kudu ketok) pinter”, karena tidak mungkin orang dapat mencapai kebenaran tanpa ilmu, dan orang yang pintar adalah orang yang berilmu,” jelas dia.
Para pendukung jenis ini kata Ichsanuddin, akan semakin khusyuk membela petahana justru ketika ada bukti kekurangan petahana.
“Bagi mereka, dunia ini berjalan tak logis dan semuanya bertentangan,” ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty