Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Alasan BUMN Gandeng UMKM

Ini Alasan BUMN Gandeng UMKM Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN, Loto Srinaita Ginting, mengatakan, belanja produk KBUMN sampai pada 31 Oktober 2022 telah mencapai Rp241,3%. Untuk itu, adanya Forum Kemitraan UKM/IKM dengan BUMN dan Usaha Besar, di Gedung Smesco, Kamis (24/11/2022) diharapkan dapat meningkatkan belanja BUMN ke depannya.

"Harapannya benar-benar terjadi bussiness matching yang menguntungkan bagi BUMN, bisa dapat vendor kompetitif di kelas UMKM dan UMKM juga bisa mendapatkan dari BUMN dan kelas usaha besar yang bisa menjamin supply dari produknya akan lebih lancar ke depannya," jelasnya.

Baca Juga: Masih Rendah, Menkop-UKM: UMKM Perlu Penuhi Nilai Pasok Global

Dalam hal ini, 17 BUMN dan dua usaha besar yang bermitra dengan UMKM dan Koperasi ialah PT Pertamina, PT PLN, PT Kimia Farma, PT Krakatau Steel, Perum Perhutani, PT RNI, PT Inka, Perum Bulog, PT PPI, PT Berdikari, PT Garam, PT Perikanan Indonesia, PT Bio Farma, PT Perkebunan Nusantara III, PT Pindad, PT Pupuk Indonesia, dan PT Sang Hyang Seri, serta Gramedia dan LULU.

Diharapkan, semua kemeterian yang terlibat dan UMKM mendapatkan manfaat. Serta, makin banyak usaha yang dapat bergabung dalam pola kemitraan rantai pasok.

Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop-UKM) Teten Masduki mengatakan, UMKM dan koperasi harus naik kelas dengan menaikkan standar produk dan produksi, serta mampu berinovasi dengan kreativitas adan teknologi.

"Proses ini ada transfer kemampuan dan pengetahuan dalam mengelola dan manajemen bisnis. Karenanya, UMKM harus naik kelas dari usaha sampai teknologi produksi usahanya," ujarnya.

Dengan adanya program kemitraan untuk UMKM dan koperasi bersama BUMN diharapkan dapat menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat. Selain itu, memberikan peluang bagi UMKM untuk masuk pada rantai pasok utama, jadi tidak hanya terbatas pada supply bahan pendukung.

Teten juga menekankan, adanya kemitraan ini UMKM dapat meningkatkan produk UKM dengan adanya transfer dan pendampingan untuk kemajuan UMKM teknologi. Untuk itu, UMKM perlu diberi kesempatan dan pendampingan untuk membuat produk baru yang sesuai dengan spesifikasi BUMN.

Hal ini dapat dilakukan dengan adanya pembinaan UMKM serta pendampingan sertifikasi, pembiayaan, dan desain produk seperti alat olahraga. "Hubungan kemitraan ke depan dapat membentuk ekosistem hexahelix rantai pasok, yaitu pemerintah, perguruan tinggi, pengusaha, komunitas, media, dan perbankan," tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: