Mampu Dorong Kemandirian Desa, Istri Gubernur Jabar Apresiasi Inovasi Sabun Cuci Piring SMKN 1 Garut
Sebagai satuan pendidikan yang mengusung kompetensi keahlian, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kabupaten Garut terus melakukan berbagai inovasi yang dapat diterapkan di lingkungan sendiri maupun masyarakat. Salah satunya ialah sabun cuci piring yang dibuat siswa siswi SMKN 1 dari Kompetensi Keahlian Farmasi Klinis dan Komunitas (FKK).
Bahkan, sabun cuci piring produk SMKN 1 Garut serta inovasi lainnya di sekolah tersebut sempat mendapatkan apresiasi dari Pendiri Jabar Bergerak yang juga istri Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Atalia Praratya Kamil, saat berkunjung ke Garut beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Smart Home Rancangan SMKN 1 Kota Cirebon Diminati Perusahaan Perancis
Kendati harga jualnya sangat ekonomis dengan bahan baku mudah diperoleh dan harga terjangkau, kemanfaatan sabu cuci piring yang diproduksi sejak 2020 itu besar bagi masyarakat. Selain bermanfaat membersihkan peralatan makan dan masak, sabun cuci itu bisa menghilangkan minyak pada peralatan makan dan tidak membuat tangan iritasi.
Dengan pembuatan serta penjualan sabun cuci piring kerja sama CV Padawangi itu, SMKN 1 Garut secara nyata turut mendorong pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan untuk bisa maju dan mandiri. Salah satunya dengan Kelurahan Jayawaras serta Kelurahan Paminggir melalui pelatihan pembuatan sabun cuci piring skala kecil sebagai bagian dari penerapan program SMD atau SMK Masuk Desa.
"Alhamdulilah, mereka secara rutin memesan produk sabun cuci piring kami untuk dipakai maupun didistribusikan," kata Koordinator Inovasi SMKN 1 Garut, Reni Puspita Dewi, dalam keterangan resminya, Senin (28/11/2022).
Harga sabun cuci piring karya SMKN 1 Garut saat ini dipatok Rp9.000 per botol ukuran 450 mililiter. Sabun cairan cuci piring tersebut juga sudah memiliki Hak Atas Kekayaan Intlektual (HAKI) dan tercatat dalam buku "Karya Inovasi SMK untuk Jabar Juara" Dinas Pendidikan Provinsi Jabar tahun 2021.
"Permintaan produk sabun cuci piring yang kami produksi selalu ada. Selain di Garut, kami juga ada permintaan dari luar Garut, seperti Sumedang dan Tasikmalaya. Sabun cuci piring sekarang ini kan sudah merupakan kebutuhan primer," ungkapnya.
Dia mengaku, produksi sabun cuci piring sempat terkendala gegara pandemi Covid-19. Namun, di sisi lain, kondisi tersebut malah memunculkan inovasi lainnya berupa pembuatan hand sanitizer. "Saat ini, kami juga sedang mencoba inovasi pembuatan sabun cuci tangan kertas ukuran dua centimeter kali dua centimeter. Harapannya, sabun ini sangat praktis, mudah dibawa ke manapun. tapi ini masih dalam proses penyempurnaan," jelasnya.
Selain sabun cuci tangan, ada banyak inovasi dihasilkan siswa dan guru di SMKN 1 Garut yang berdiri sejak 1 Agustus 1959 itu, di antaranya software aplikasi pembelajaran pengelolaan keuangan, listrik tenaga surya, listrik tenaga angin, tower untuk penguatan internet di desa, serta pembasmi hama dikendalikan gawai/gadget.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum