Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Orang Terkaya: Rick Cohen, Pemilik Grosir Terbesar di AS dengan Pendapatan Rp117 T

Kisah Orang Terkaya: Rick Cohen, Pemilik Grosir Terbesar di AS dengan Pendapatan Rp117 T Kredit Foto: LinkedIn/Rick Cohen
Warta Ekonomi, Jakarta -

Miliarder asal Amerika, Rick Cohen adalah salah satu orang terkaya dunia. Ia adalah pemilik C&S Wholesale Grocers (C&S), sebuah perusahaan pemasok bahan makanan grosir di Amerika Serikat. Dia juga menjadi ketua dan kepala eksekutif Symbotic, perusahaan robotika yang mendukung kecerdasan buatan.

C&S Wholesale Grocers menjadi grosir bahan makanan terbesar di negara ini dengan pendapatan USD25 miliar (Rp392 triliun). Cohen dilaporkan Forbes memiliki harta USD7,5 miliar (Rp117 triliun).

Richard Cohen lahir di Worcester, Massachusetts pada tahun 1952 dari pasangan Norma dan Lester Cohen. Pada tahun 1970, ia lulus dari Deerfield Academy di Deerfield, Massachusetts dan kemudian pada tahun 1974, ia lulus dari Wharton School of the University of Pennsylvania dengan gelar sarjana ekonomi, berkonsentrasi pada akuntansi.

Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Zhang Hejun, Pengusaha Canggih yang Jadi Pemasok AC dari Tenaga Surya!

Pada tahun 1974, Cohen mulai bekerja di perusahaan keluarga, C&S Wholesalers di Worcester, Massachusetts, yang didirikan bersama oleh kakeknya, Israel Cohen pada tahun 1918. Setelah pemogokan serikat pekerja selama tiga minggu yang hampir menutup bisnis tersebut, dia membujuk ayahnya untuk memindahkan perusahaan ke Brattleboro, Vermont.

Cohen mengambil alih C&S setelah ayahnya pensiun dan pada tahun 2003, dia memindahkan kantor pusat perusahaan ke Keene, New Hampshire. Karena bisnis distribusi makanan memiliki margin yang sangat rendah dan retensi pelanggan sangat penting, C&S telah mampu mencapai efisiensi, kurang dari 2 persen pesanan yang diproses memiliki kesalahan atau kelalaian dengan menggunakan insentif kinerja.

Pada tahun 2021, platform berkemampuan kecerdasan buatan Symbotic digunakan oleh C&S, Walmart, Target, Albertsons, dan pengecer besar lainnya. Sebagian besar kekayaan keluarganya berasal dari perusahaan otomasi gudang Symbotic, yang bermitra dengan Walmart untuk mengotomatiskan 42 pusat distribusi regionalnya.

Pada Desember 2021, Symbotic mengumumkan rencana untuk go public melalui merger dengan SPAC yang disponsori oleh SoftBank untuk mempercepat dorongannya ke otomatisasi gudang.

Cohen mengundurkan diri sebagai CEO Symbotic pada bulan Maret, dan saat ini menjabat sebagai ketua perusahaan dan chief product officer. Symbotic membukukan pendapatan sebesar USD252 juta (Rp3,1 triliun) untuk tahun fiskal 2021; pada kuartal terakhirnya, yang berakhir pada bulan Juni, melaporkan pendapatan USD176 juta (Rp2,7 triliun).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: