Industri semen tengah dibayangi persoalan kelebihan pasokan atau oversupply. Direktur Utama Semen Indonesia Donny Arsal memperkirakan persoalan ini masih akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan, di tengah kelebihan pasokan hingga 56 juta ton.
“Kondisi market masih dalam kondisi oversupply. Dengan kapasitas 119 juta ton per tahun, demand diperkirakan 63 juta ton per tahun. Jadi hampir mencapai 95% dari total demand oversupply-nya," Kata Dony di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (29/11).
Baca Juga: Kurangi Ongkos Produksi, Petani Dapat Bantuan Pupuk Gratis
Selain menghadapi kondisi oversupply,industri semen juga tengah mengalami penurunan demand yang diproyeksi hingga 2-3%. Semen Indonesia ucap Donny melakukan beberapa langkah strategis untuk menghadapi kondisi di atas.
Diantaranya mengimplementasikan dynamic pricing dan multi-brand untuk pasar ritel. Berikutnya menyesuaikan harga sejalan dengan kenaikan biaya. Selanjutnya perusahaan melakukan efisiensi di internal.
“Kita menghadapai kondisi demand yang menurun tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan demand lebih banyak dari sisi ritel yang memiliki kontribusi 75% dari total demand. Meskipun mengalami penurunan revenue dan volume, tapi EBITDA masih menunjukkan kondisi positif. Volume turun karena demand nya juga turun,"pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: