Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Efisiensi Energi, Jurus Jitu Pangkas Biaya dan Kurangi Emisi bagi Industri

Efisiensi Energi, Jurus Jitu Pangkas Biaya dan Kurangi Emisi bagi Industri Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Laporan terbaru dari the Energy Efficiency Movement menunjukkan peningkatan efisiensi energi pada sektor industri merupakan cara tercepat dan paling efektif untuk memangkas biaya energi dan emisi gas rumah kaca. Laporan ini mencakup 10 aksi nyata yang dapat dilakukan sektor bisnis dalam meningkatkan efisiensi energi, mengurangi beban biaya, dan menurunkan emisi saat ini.

Kevin Lane, Senior Program Manager, Energy Efficiency dari International Energy Agency (IEA) mengatakan, efisiensi energi adalah solusi terbaik bagi perusahaan dan upaya pengendalian perubahan iklim. 

“Di saat sektor industri menghadapi urgensi dalam menghadapi isu perubahan iklim di seluruh lini – antara lain melalui penggunaan energi terbarukan, investasi dalam proses rendah karbon serta pengembangan model bisnis sirkular – efisiensi energi muncul sebagai peluang terbaik yang fokus pada prospek bisnis jangka pendek terhadap upaya pengurangan emisi," katanya dalam pernyataan tertulisnya di Jakarta, Selasa (29/11/2022). Baca Juga: ADB Salurkan Pinjaman US$500 Juta untuk Sektor Energi dan Pemulihan Hijau Indonesia

Adapun 10 aksi konkret dalam laporan tersebut memetakan solusi hemat biaya yang dapat digunakan dalam skala cepat untuk membantu perusahaan mewujudkan ambisi pengendalian dampak perubahan iklim menjadi sebuah tindakan konkret.

Menurut IEA, sektor industri merupakan konsumen listrik, gas alam, dan batu bara terbesar di dunia, yang bertanggungjawab terhadap 42 persen total permintaan listrik global, atau setara dengan lebih dari 34 exajoules energi.

"Industri besi, baja, kimia, dan petrokimia merupakan pengguna energi tertinggi di antara lima (5) negara konsumen energi terbesar di dunia, yaitu China, Amerika Serikat, India, Rusia, dan Jepang," pungkasnya.

Konsumsi energi tersebut menyebabkan peningkatan beban biaya di tengah kontraksi inflasi dunia saat ini. Tidak hanya itu, hal ini juga mengakibatkan produksi sembilan gigaton CO2, setara dengan 45 persen total emisi langsung yang dihasilkan sektor pengguna akhir pada tahun 2021.

Rekomendasi lebih lanjut menyebutkan pemasangan variable speed drive untuk meningkatkan efisiensi energi pada sistem penggerak motor hingga 30 persen, yang dapat menekan beban biaya dan mengurangi emisi.

“Melalui kemajuan teknologi terdepan dalam efisiensi energi, industri dapat melakukan peningkatan efisiensi secara signifikan melalui teknologi yang tersedia. Dengan demikian, tanpa perlu mematikan lampu dan menghentikan produksi untuk menghemat biaya, laporan terbaru ini memuat langkah-langkah praktis yang dapat diambil oleh eksekutif perusahaan untuk mengurangi penggunaan energi dan biaya dengan tetap mempertahankan operasi saat ini," ungkap Tarak Mehta, President, Motion Business Area ABB.

Vice President, Head of Local Business Area, Motion, ABB Indonesia, Chen Kang Tan menambahkan bahwa dampak peningkatan efisiensi energi bervariasi dari satu sektor industri ke lainnya dan memberikan peluang efisiensi biaya dan emisi yang sangat besar. Baca Juga: Mengoptimalkan Efisiensi Energi, Kementerian ESDM Gandeng Dubes Inggris Raya

“Seringkali kita berpikir telah melakukan upaya efisiensi secara optimal. Namun perkembangan pesat teknologi dalam kurun waktu satu dekade terakhir membuka peluang efisiensi energi yang lebih besar. Teknologi yang dibutuhkan industri untuk mengoptimisasi efisiensi energi telah hadir, dan saat ini adalah waktu yang paling tepat untuk mengimplementasikannya,” jelas Chen Kang.

Sebagai informasi, laporan ini merupakan wawancara sejumlah organisasi multinasional antara lain ABB, Alfa Laval, DHL Group, IEA, Microsoft serta ETH Zürich, Institut Teknologi Federal Swiss.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: