Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenko PMK: Sukseskan Indonesia Emas 2045, Pemuda Harus Sehat Jiwa

Kemenko PMK: Sukseskan Indonesia Emas 2045, Pemuda Harus Sehat Jiwa Kredit Foto: Kemenko PMK
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berdasarkan data yang dilaporkan Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, saat pandemi gangguan kesehatan jiwa dilaporkan meningkat sebesar 64,3%, baik itu karena menderita penyakit Covid-19 maupun masalah sosial ekonomi sebagai dampak dari pandemi. 

Gangguan kesehatan jiwa tersebut juga dialami pada pemuda dan pemudi. Padahal, pemuda Indonesia (usia 16–30 tahun) yang berjumlah 64,9 juta jiwa seharusnya memiliki kesehatan jasmani dan kesehatan jiwa yang baik untuk menjadi pemimpin masa depan.

Baca Juga: Pastikan Bantuan Tersebar Merata, Menko PMK Muhadjir Turun Tangan Menyisir Korban Gempa Cianjur

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Femmy Eka Kartika Putri menyampaikan, pemuda harus mampu menghadapi berbagai tantangan yang ada untuk kesehatan fisik dan jiwanya.

Hal itu disampaikannya saat membuka kegiatan Webinar dan Talkshow Ruang Peka 3.0, bertajuk "Kesehatan Mental pada Pemuda: Penting" secara daring melalui ruang zoom dan luring di Kantor Kemenko PMK, pada Selasa (29/11/2022).

"Tantangan kesehatan mental pemuda yang harus dihadapi terutama dengan hal-hal yang berhubungan dengan kemajuan teknologi informasi, disrupsi lapangan kerja, serta ketidakpastian masa depan," ungkap Femmy.

Menurut Femmy, kesehatan jiwa merupakan syarat bagi pemuda untuk dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial. "Individu yang sehat mampu menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya," ucapnya.

Femmy menyampaikan, pembangunan SDM yang berkualitas khususnya pembangunan pemuda merupakan prioritas Indonesia untuk menyongsong puncak Bonus Demografi tahun 2030 dan Indonesia Emas 2045. Untuk mewujudkannya, diperlukan generasi muda yang berkualitas yang sehat jasmani dan jiwanya.

"Karenanya, diperlukan program-program pemberdayaan pemuda melalui koordinasi lintas sektor penyelenggara pelayanan pemuda untuk mengeliminasi masalah kesehatan mental dan jiwa pada pemuda," jelasnya.

"Sehingga mereka dapat diandalkan menjadi pelaku pembangunan, pemimpin Indonesia masa depan, yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju, modern, berdaya saing, serta berakhlakul karimah," imbuhnya.

Direktur Kesehatan Jiwa Kemenkes Vensya Sitohang menjelaskan bahwa Kemenkes telah melakukan upaya preventif kesehatan jiwa sejak dini zampai usia lanjut. Edukasi juga dilakukan sejak usia sekolah sampai universitas. Juga dijelaskan, edukasi dan sosialisasi kesehatan jiwa dilakukan melalui pelayanan kesehatan primer. Lingkungan masyarakat juga perlu menjadi penggerak dalam preventif gangguan kesehatan jiwa.

Kemudian, Dokter Fungsional Psikiater RSUD Depok Diana Papayungan menjelaskan bahwa masalah kesehatan jiwa juga sehatusnya bisa dideteksi sejak dini oleh orang terdekat. Dibutuhkan awareness untuk mendeteksinya dengan memberikan perhatian pada mereka yang kemungkinan mengalami masalah kesehatan jiwa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: