Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos Telegram Pavel Durov Rambah Cryptocurrency, Bikin Bootstrap untuk Infrastruktur Crypto-nya Sendiri!

Bos Telegram Pavel Durov Rambah Cryptocurrency, Bikin Bootstrap untuk Infrastruktur Crypto-nya Sendiri! Kredit Foto: Instagram/durov
Warta Ekonomi, Jakarta -

CEO Telegram Pavel Durov tengah berupaya untuk mem-bootstrap infrastruktur crypto-nya sendiri. Baru-baru ini, aplikasi perpesanan saingan WhatsApp itu telah menjual USD50 juta (Rp780 miliar) nama pengguna dalam waktu kurang dari sebulan melalui platform lelang berbasis blockchain, Fragment.

Angka tersebut berbicara tentang keberhasilan langkah kedua Telegram dalam melakukan bootstrap infrastruktur crypto-nya sendiri. Fragment dibangun di atas Telegram Open Network, Durov blockchain ditinggalkan di bawah tekanan peraturan pada tahun 2020 dan kemudian dikembalikan setelah komunitasnya mempertahankannya tetap hidup.

Melansir Coin Desk di Jakarta, Kamis (1/12/22) didukung oleh penjualan Fragment yang kuat, Durov menetapkan Telegram di jalur untuk pembangunan crypto yang lebih dalam.

Baca Juga: Gak Takut dengan Kontroversi FTX, Miliarder Ini Masih Percaya dengan Cryptocurrency

Durov mengatakan perusahaannya akan membangun pertukaran terdesentralisasi dan dompet non-kustodial yang dapat menjangkau jutaan pengguna. Telegram sudah menjadi aplikasi perpesanan untuk banyak pedagang crypto.

Pernyataan tersebut adalah konfirmasi pertama dari keterlibatan langsung Telegram dengan mengintegrasikan blockchain TON ke dalam aplikasi messenger. Sebelumnya, Durov berbicara tentang pengembangan blockchain sebagai proyek komunitas yang senang ditonton Telegram.

Sistem yang sebelumnya dikenal sebagai Newton dan Toncoin adalah salah satu dari dua proyek saingan yang tumbuh dari konsep awal TON yang dikembangkan oleh Telegram. Keduanya dikembangkan oleh komunitas pendukung, meski hanya satu yang berakhir dengan pengakuan resmi Telegram.

Dalam sebuah pesan di saluran pribadinya, Durov membandingkan upaya Telegram dengan sentralisasi berlebihan dari pertukaran crypto FTX yang gagal.

“Pengguna Cryptocurrency harus beralih ke transaksi terpercaya dan dompet yang dihosting sendiri yang tidak bergantung pada pihak ketiga mana pun,” katanya.

Alhasil, para pendukung jaringan TON mengumumkan dana penyelamatan USD126 juta (Rp1,9 triliun) untuk mendukung proyek-proyek crypto yang dirusak oleh keruntuhan FTX. Koin TON diperdagangkan naik hampir 4% mendekati waktu penulisan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: