Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bela Benny Rhamdani, Efriza: Jangan Lebay Tanggapi 'Tempur di Lapangan'

Bela Benny Rhamdani, Efriza: Jangan Lebay Tanggapi 'Tempur di Lapangan' Kredit Foto: Dokumen Pribadi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Banyak pihak mempersoalkan diksi 'tempur lapangan' dan menyerang Kepala BP2MI Benny Rhamdani saat bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pengamat Politik Citra Institute Efriza mengatakan, viralnya diksi 'tempur lapangan' yang dilontarkan Benny bukan bermaksud untuk mengajak perang secara nyata atau memprovokasi masyarakat. Untuk itu ia pun meminta agar pihak yang kontra Benny jangan terlalu berlebihan atau lebay.

"Bukan perang yang sebenarnya. Kalau dilihat lebih seksama, Benny mau menyatakan, kalau mau melakukan perlawanan (kepada pemerintah), ya harus melihat fakta dari kinerja pemerintah," kata Efriza saat dihubungi wartawan, Jumat (2/12/2022).

Menurut dia, gemasnya Benny saat melontar kalimat 'perang' itu, karena pihak-pihak yang menyerang Presiden Jokowi rata-rata bukan mempersoalkan kinerja pemerintah.

Tapi, serangan atau tuduhan yang dialamatkan kepada orang nomor satu di Indonesia itu mengarah pada pribadi, fitnah, dan penyebaran kebencian.

"Bagaimana pun, dia (Benny) barisan relawan pendukung Jokowi. Jadi, bahasa Benny jangan sekadar dilihat bahasa perangnya. Coba dilihat dari keseluruhan bahasanya," ucap dia.

Namun begitu, Efriza mengakui, pihak oposisi Presiden Jokowi mendapat angin segar dari potongan video yang dilontatkan Benny.

Karenanya, kata 'perang' Benny itu digoreng kelompok oposisi, untuk membully Presiden Jokowi dan Ketua BP2MI itu.

"Yang diambil kalimatnya hanya potongan ucapan Benny, tidak keseluruhan penyataan Benny. Tapi, begitu lah cara kerja kelompok oposisi yang tidak cerdas. Peristiwa ini juga menunjukan, apa yang disampaikan Benny kepada Presiden merupakan sebuah kebenaran," jelas dia.

Lebih lanjut, Efriza mengatakan, kelompok opsisi pernah menggunakan diksi 'perang' pada gelaran Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 lalu. Bahkan, urai dia, mereka mengasosiasikan Pilpres dengan Perang Badar dan perang total untuk membakar semangat para pendukungnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: