Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gelombang PHK Serang Startup Digital, Begini Analisis Ekonom

Gelombang PHK Serang Startup Digital, Begini Analisis Ekonom Kredit Foto: Unsplash/Mario Gogh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gelombang PHK menghantui startup digital belakangan ini. Bahkan, PT Goto Gojek Tokopedia (GoTo) mengumumkan PHK massal 1.300 karyawan pada pertengahan November lalu.

Direktur Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan gelombang PHK yang dialami oleh startup digital disebabkan oleh faktor investor.

"Startup digital ini kan belum lama booming, dan ketika mereka booming itu mereka mendapatkan injeksi modal yang begitu besar dari investor global dan dimanfaatkan untuk mengembangkan begitu banyak program-program yang masih dalam tahap pengembangan. Ini belum menghasilkan uang," kata Piter dalam dialog Live d'Mentor: Awas! Gelombang Ganas PHK, dikutip dari kanal video detikcom, Minggu (4/12/2022).

Baca Juga: Hadapi Tantangan Ekonomi 2023, Menkominfo Minta Startup Lakukan Efisiensi Bukan PHK

"Dalam bahasa sehari-harinya, mereka baru masih bakar uang," imbuhnya.

Lebih lanjut, ketika terjadi kondisi krisis global, seperti pengetatan likuiditas global, suku bunga tinggi, hingga resesi, maka investor mengubah rencana mereka. Salah satu perubahan rencana mereka adalah dengan menghentikan sebagian aliran dana yang dikucurkan ke perusahaan-perusahaan startup di Indonesia.

Baca Juga: Ekonom: Kenaikan Suku Bunga yang Progresif Sebabkan Gelombang PHK GoTo hingga Ruangguru

Berhentinya kucuran dana dari investor menyebabkan perusahaan-perusahaan digital harus mengubah strategi, termasuk mengurangi program-program yang selama ini mereka kembangkan dan belum menghasilkan.

Akibatnya, investor menuntut perusahaan startup ini untuk melakukan efisiensi dengan lebih mengedepankan program-program yang sudah menjanjikan keuntungan.

"Inilah yang harus dilakukan oleh perusahaan-perusahaan startup, mereka perlu mengurangi hal-hal yang dianggap belum bisa memberikan keuntungan. Tentu dampaknya adalah pengurangan pegawai," jelas Piter.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: