Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menperin Sebut Industri Manufaktur Berkontribusi Besar terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Menperin Sebut Industri Manufaktur Berkontribusi Besar terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan sektor manufaktur tanah air terus bergerak meskipun di tengah penurunan ekonomi global.

Hal tersebut terlihat dari sumbagan sektor tersebut ke pertumbuhan ekonomi kuartal III/2022. Ekonomi Indonesia tumbuh 5,72 persen pada kuartal III/2022. Capaian tersebut melanjutkan tren pertumbuhan positif pada kuartal II 2022 yang sebesar 5,44 persen (yoy).

Secara kuartalan, ekonomi Indonesia tumbuh 1,81 persen (quarter to quarter/qtq), sementara secara kumulatif Januari hingga September 2022, ekonomi Indonesia tumbuh 5,40 persen dibandingkan periode yang sama di 2021.

Baca Juga: TBS Targetkan Pembangunan Fasilitas Perakitan dan Manufaktur Motor Listrik Dieksekusi Tahun Depan

"Industri manufaktur berkontribusi. 0,99 persen dari pertumbuhan itu. Meskipun permintaan global melambat," ujar Agus dalam acara Sweden-Indonesia Sustainability Partnership Week (SISP Week), Senin (5/12/2022).

Sebagaimana diketahui, berdasarkan laporan terbaru S&P Global, PMI manufaktur Indonesia November 2022 tercatat sebesar 50,3 poin. Melemah dari Oktober 2022 yang mencapai 51,8 poin.

Dengan catatan tersebut, Agus meyakini bahwa sektor manufaktur Indonesia masih dalam zona ekspansif.

"Sektor manufaktur Indonesia masih berada di wilayah ekspansif. Seperti yang ditunjukkan oleh indeks seperti ini," ujarnya. 

Untuk itu, saat ini pemerintah akan terus mengawal iklim industri di tanah air. Salah satunya dilakukan dengan memperkuat upaya peningkatan produksi dan efisiensi sumber daya. 

Lanjutnya, Indonesia juga akan terus mendorong pengembangan industri yang ramah lingkungan. Untuk mencapai hal tersebut, terdapat sejumlah strategi yang dijalankan, seperti penyusunan standar dan sertifikasi industri yang baik, program pengurangan emisi gas rumah kaca dan pembangunan rendah karbon, memantau efisiensi energi, serta mendorong penggunaan energi bersih serta energi baru dan terbarukan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: