Nuansa-nuansa Islam dalam Benteng Kuno di Yerusalem Terancam Dilenyapkan Israel
Otoritas Pendudukan Israel belum lama ini memindahkan kubah dan bulan sabit menara Benteng Yerusalem, yang terletak di barat daya Kota Tua. Langkah ini memicu kemarahan yang meluas di kalangan warga Palestina.
Benteng Yerusalem adalah benteng kuno yang terletak di dekat pintu masuk Gerbang Jaffa ke Kota Tua Yerusalem.
Baca Juga: Mahmoud Abbas ke Xi Jinping: Terima Kasih Support China buat Palestina
Struktur saat ini merupakan komposisi konstruksi Ayyubiyah, Tentara Salib, Mamluk, dan Ottoman, selain benteng Romawi kuno.
Namun, sebagian besar struktur kontemporer berasal dari periode Mamluk, dengan beberapa tambahan dari pembangunan kembali tembok kota selama periode Ottoman.
Menyusul penaklukan Yerusalem oleh Israel pada 1967, Israel mengambil alih Benteng Yerusalem dan mengubahnya menjadi museum. Israel kemudian memberi nama benteng itu menjadi "Menara Daud" atau "Museum Sejarah Yerusalem".
Umat Muslim tidak dibolehkan shalat di dua masjid di Benteng Yerusalem yang terletak di dekat Gerbang Hebron.
Setelah kubah dan bulan sabit dipindahkan di bawah pengawasan "Otoritas Kepurbakalaan Israel", administrasi museum menyatakan, Museum Menara Daud sedang mengalami renovasi senilai 50 juta dolar AS untuk memperbarui pameran permanennya.
"Menara Daud adalah situs khusus yang mewakili semua lapisan arkeologi Yerusalem," kata Direktur dan Kepala Kurator museum, Eilat Lieber, dilansir Middle East Monitor, Kamis (8/12/2022).
Lieber mengatakan, renovasi saat ini baru tahap pertama dari proyek yang jauh lebih besar. Namun, proses renovasi memiliki wajah gelap lainnya.
Orang-orang Yerusalem memperingatkan bahwa serangkaian pelanggaran dilakukan selama pekerjaan restorasi, dengan tujuan menghapus semua ciri Islam yang menegaskan identitas Islamnya.
Berbicara kepada reporter Palestine Information Center, Kepala Jerusalemite Commission for Combating Judaisation, Nasser Al-Hadmi, mengatakan, Israel menggunakan dalih pekerjaan restorasi untuk mengaburkan identitas Islam dari wilayah pendudukan Yerusalem.
Al-Hadmi mengatakan, masjid Benteng dibangun oleh Sultan Al-Nasir Muhammad bin Qalawun, yang merupakan tokoh Islam.
Al-Hadmi menekankan, Israel tidak dapat mengubah realitas dan landmark penting kota suci bersejarah tersebut. Dia menganggap pekerjaan restorasi Israel sebagai serangan mencolok terhadap arkeologi Islam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto