Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemensos Bagikan Pengalaman Tangani Eks Napiter dan Anak Terpapar Radikalisme ke Pemerintah Kyrgyztan

Kemensos Bagikan Pengalaman Tangani Eks Napiter dan Anak Terpapar Radikalisme ke Pemerintah Kyrgyztan Kredit Foto: Kemensos
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Sosial (Kemensos) menerima kunjungan Menteri Kehakiman Kyrgyztan Aiaz Baetov. Kedatangan Baetov untuk menimba pengalaman Indonesia dalam mengatasi masalah terorisme dan radikalisme, khususnya dalam bidang rehabilitasi.

Kyrgyztan memandang Indonesia memiliki banyak pengalaman dalam menangani masalah gerakan teroris dan radikal. Pengalaman Indonesia diharapkan bisa membantu Kyrgyztan menghadapi masalah serupa.

Baca Juga: Semangat Wujudkan Layanan Inklusif, Sejumlah Jurus Jitu Kemensos Buat Majukan Penyandang Disabilitas

Sebagai tetangga dekat Afghanistan, Kyrgyztan menjadi akses yang cukup mudah bagi warga negaranya bergabung dengan kelompok ekstrimis. Mereka terlibat gerakan radikal di Iraq, Afghanistan, dan Syiria. Kini, Kyrgyztan menghadapi gelombang deportan dan returnis yang pulang kampung.

"Kami menghadapi masalah-masalah baru. Oleh karena itu kami perlu memahami langkah ke depan dan bergabung dengan negara lain untuk mencari solusi. Karena itu kami sangat berterima kasih sudah diterima di Indonesia. Kami sangat berharap bisa saling berbagi pengalaman," kata Aiaz Baetov di Kantor Kemensos Jalan Salemba 28, Selasa (6/12/2022).

Kementerian Sosial menyambut baik kunjungan Baetov. Di Kemensos terdapat Direktorat Korban Bencana dan Kedaruratan (KBK) dan Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak yang memberikan program rehabilitasi sosial bagi eks napiter, keluarga, dan anak terpapar radikalisme.

"Kami bekerja sama dengan lembaga dan kementerian lain untuk memberikan layanan yang komprehensif," kata Sekretaris Ditjen Rehabilitasi Sosial, Salahuddin Yahya. 

Dalam kesempatan yang sama, Plt. Direktur Rehsos KBK sekaligus Direktur Rehsos Anak, Kanya Eka Santi mengungkapkan Indonesia juga mengalami masalah yang relatif sama dengan Kyrgyzstan. Paham ekstrimisme kekerasan telah menjalar ke seluruh komponen keluarga, yaitu perempuan dan anak. 

Baca Juga: Bicara Radikalisme dan Aksi Bom Bunuh Diri, Wapres Ma'ruf Amin: Mengaku Islam, Keislamannya Tak Ada

Untuk mengatasi hal tersebut, Kemensos menggunakan pendekatan berbasis residensial, keluarga, dan masyarakat. Untuk eks napiter misalnya, diberikan program pemberdayaan seperti keterampilan yang disalurkan melalui keluarga dan Lembaga Kesejahteraan Sosial.  

"Kami berikan pelatihan seperti cuci mobil, bengkel, atau usaha lainnya. Dengan pemberian modal dari kami. Jadi mereka bisa berjualan dan beternak. Di Sulawesi Tengah kami memberikan dukungan kepada 30 orang eksnapiter untuk mendukung usaha mandiri," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: