Kinerja Memulih pada 2022, Indonesia Re Ambil Langkah Lebih Moderat pada 2023
PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) (Indonesia Re) akan melanjutkan peningkatan kualitas portofolio bisnis pada 2023 sembari mulai mengambil langkah yang lebih moderat dalam pengembangan bisnis.
Direktur Teknik Operasi Indonesia Re, Delil Khairat mengatakan sepanjang 2022, Indonesia Re berfokus pada transformasi dan pembenahan atau perbaikan operasional bisnis, termasuk dari sisi kualitas portofolio. Langkah itu dilakukan untuk seluruh sektor bisnis, baik reasuransi jiwa maupun reasuransi umum.
"Indonesia Re akan melanjutkan langkah transformasi tersebut. Pasalnya, transformasi secara masif itu membutuhkan waktu yang tidak singkat, melainkan butuh waktu beberapa tahun," kata Delil, dalam keterangan resmi, Jumat (16/12/2022).
Baca Juga: Cara Klaim Asuransi agar Mudah Diterima
Namun, dia menegaskan bahwa pada 2023, Indonesia Re mulai mengambil langkah yang lebih moderat untuk pengembangan bisnis setelah pada 2022 terbilang konservatif.
Menurut Delil, dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2023, Indonesia Re menetapkan peningkatan pencapaian dari sisi pendapatan bisnis atau top line. Di sisi lain, pihaknya tetap berfokus menjaga hasil underwriting dan profitabilitas sehingga hasilnya tetap baik seperti terjadi pada 2022.
“(Pengembangan bisnis Indonesia Re pada 2023) tentu tidak sekonservatif 2022. Kami tetap fokus melanjutkan perbaikan portofolio, perbaikan fundamental, tetapi sudah mulai pula mengalihkan sebagian resourcesnya untuk pengembangan bisnis,” ungkapnyaz
Delil menjelaskan sepanjang 2022 pihaknya sudah menjalankan langkah masif untuk membenahi kualitas bisnis. Portofolio bisnis dengan hasil kinerja buruk dibenahi secara menyeluruh pada 2022.
Hasilnya, jelas dia, bisnis reasuransi jiwa mulai menunjukkan hasil yang baik setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19 pada 2021.
“Insya Allah pada posisi 31 Desember 2022 ini, bisa menghasilkan result positif dari sisi underwriting. Itu lompatan yang sangat besar dan itu buah dari perbaikan portofolio yang kami lakukan secara masif," jelasnya.
Baca Juga: Mitigasi Dampak Ketidakpastian Global, Asuransi Bisa jadi Andalan Pelaku Usaha
Kebijakan serupa dilakukan di sektor reasuransi umum. Delil menjelaskan pihaknya sejak 2022 telah melakukan penyesuaian harga atau premi, pengetatan term & conditions, termasuk penyesuaian kapasitas untuk menghadapi hardening market yang dialami industri asuransi secara global.
Dengan fokus pada perbaikan, Delil mengungkapkan Indonesia Re diharapkan dapat mengoptimalkan pemulihan kinerja secara signifikan pada 2022, khususnya dari sisi profitabilitas atau bottom line.
Selain perbaikan portfolio yang sudah dilakukan, Indonesia Re memperkuat peran Badan Pengelola Pusat Data Asuransi Nasional (BPPDAN), sebagai lembaga pengelolaan data asuransi kebakaran nasional. Badan Pengelola Pusat Data Asuransi Nasional (BPPDAN), juga menyediakan akses solusi analitik dan layanan konsultasi risiko bagi para anggota perusahaan asuransi untuk mendukung ceding companies dalam proses konsolidasi data yang relevan dan menerjemahkannya ke dalam eksekusi secara tepat waktu.
“Insya Allah kita bisa menutup tahun ini dengan hasil underwriting yang positif, meski masih tipis. Namun, bagaimana pun ini lompatan yang besar dari tahun lalu,” ungkap Delil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: