Mirip Awal Pandemi Covid-19, Mayat Bergelimpangan di Rumah Sakit Beijing, Ada Apa?
Lonjakan kasus Corona terjadi di China, menyusul pencabutan aturan ketat nol Covid-19. Tidak ada informasi detail mengenai jumlah warga yang terjangkit dan pasien yang meninggal. Namun, rumah duka dan krematorium di Beijing keteteran menangani permintaan kremasi.
Dilansir Reuters, Sabtu (17/12/2022), terdapat 30-an mobil jenazah yang berbaris memasuki krematorium khusus pasien Covid-19 di Dongjiao, Beijing. Sementara para pekerja di sejumlah rumah duka bekerja lebih sibuk dibanding biasanya.
Baca Juga: PCR Bukan Lagi Kewajiban bagi Orang-orang yang Tiba di Ibu Kota China
Di antaranya, terdapat ambulans dengan mayat terbungkus sprei di bagasi terbuka, kemudian diangkut pekerja berseragam hazmat untuk dipindahkan ke ruang persiapan menunggu kremasi.
Beberapa meter dari krematorium, di rumah pemakaman, jurnalis Reuters menyaksikan 20 kantong jenazah diletakkan di lantai. Reuters tidak bisa memastikan penyebab kematian jenazah tersebut.
Kemudian di Rumah Duka Huairou, seorang staf melaporkan jenazah disimpan selama tiga hari sebelum dapat dikremasi.
Rumah duka dan krematorium di seluruh kota berpenduduk 22 juta itu, kini berjuang seiring tingginya kebutuhan pelayanan, banyak pekerja dan pengemudi dinyatakan positif Covid-19.
“Sekarang mobil dan pekerja lebih sedikit. Banyak pekerja yang dinyatakan positif. Anda bisa membawa jenazah ke sini sendiri, baru-baru ini sibuk,” beber staf itu.
Seorang staf di Rumah Duka Miyun menyebut, jumlah jenazah lebih banyak dibanding periode sebelum pencabutan sebagian besar pembatasan pandemi. Staf yang enggan menyebutkan namanya ini menambahkan, ada tumpukan permintaan layanan kremasi di sana.
Di Shanghai, telah dilaporkan bahwa tambahan 230.000 tempat tidur rumah sakit telah tersedia. Beberapa sekolah di kota itu juga telah menghentikan kelas tatap muka karena guru dan staf sakit.
Sejak aturan ketat dicabut, China meminta warganya tetap di rumah jika mengidap gejala ringan. Sementara kota-kota di seluruh China bersiap menghadapi gelombang infeksi pertama mereka.
Epidemiolog Wu Zunyou berpendapat, kebijakan pembatasan dicabut lebih awal. Ia memperkirakan 250 ribu orang akan meninggal. Hanya saja, proporsi pasien yang sakit parah turun sebesar 0,18 persen dari kasus yang dilaporkan. Dari sini, lanjutnya, bisa terlihat tingkat kematian perlahan turun
Tidak bisa dipastikan bahwa antrean permintaan kremasi ini akibat kenaikan kasus Covid. China belum memberikan laporan secara resmi angka kematian akibat Covid-19 sejak 7 Desember 2022, saat aturan ketat nol Covid-19 dicabut.
Namun Komisi Kesehatan Nasional melaporkan, tidak ada perubahan angka resmi kematian, yakni 5.235 kasus sejak pandemi muncul di 2019.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: