Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mirip Awal Pandemi Covid-19, Mayat Bergelimpangan di Rumah Sakit Beijing, Ada Apa?

Mirip Awal Pandemi Covid-19, Mayat Bergelimpangan di Rumah Sakit Beijing, Ada Apa? Kredit Foto: Reuters/Carlos Garcia Rawlins

Data kasus Covid-19 yang minim memicu perdebatan di media sosial. Orang-orang tidak bisa menemukan angka pasti perihal kematian, pasien rawat inap dan pasien yang sakit parah.

“Mengapa statistik ini tidak dapat ditemukan? Apa yang terjadi? Apakah mereka tidak menghitungnya atau mereka tidak mengumumkannya?” tanya seorang pengguna media sosial China.

Baca Juga: Menlu Jepang Inisiatif Bakal Kunjungi China, Ada Apa?

Dalam beberapa hari terakhir, Beijing dihantam penyebaran varian Omicron yang menular dengan amat cepat. Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan (IHME) yang berbasis di Amerika Serikat memperkirakan, kasus infeksi Covid-19 di China akan kembali meningkat seiring pelonggaran pembatasan.

Direktur IHME Christopher Murray mengatakan, kasus penularan Covid-19 di China akan mencapai puncaknya sekitar April tahun depan. Angka kematian akibat Covid diprediksi akan mencapai 322.000 orang dan sekitar sepertiga populasi China akan tertular pada saat itu.

Lonjakan angka kematian bakal menguji langkah otoritas China yang bulan ini beralih dari protokol lockdown, larangan perjalanan, dan tes Covid-19 tanpa henti. B F. 7 disebut menjadi subvarian Omicron baru di balik lonjakan kasus Covid-19 China. Pasalnya, subvarian ini menyebar luas terutama di Beijing.

Dikutip dari Medical Xpress, BF.7, merupakan singkatan dari BA.5.2.1.7, yang masih turunan dari varian Omicron BA.5. Laporan dari China menunjukkan, BF.7 memiliki kemampuan infeksi terkuat dari subvarian Omicron di negara tersebut.

Selain itu, BF.7 lebih cepat menular daripada varian lain, memiliki masa inkubasi lebih pendek, dan dengan kemampuan lebih besar untuk menulari orang yang pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya.

BF.7 juga bisa menyerang mereka yang sudah divaksinasi Covid-19, meskipun gejalanya terbilang ringan. Bahkan, dalam hal kecepatan penularan, satu orang yang terinfeksi Covid-19 Omicron BF.7 bisa menularkan virus ke 10 hingga 18 orang lainnya.

Tingkat penularan BF.7 yang tinggi, karena penyebaran tersembunyi dengan banyaknya orang terpapar tanpa gejala, menyebabkan kesulitan signifikan dalam mengendalikan wabah Covid tersebut.

Gejala infeksi BF.7 serupa dengan subvarian Omicron lainnya, meliputi demam, batuk, sakit tenggorokan. Namun sebagian kecil orang juga dapat mengalami gejala gastrointestinal seperti muntah dan diare. BF.7 mungkin menyebabkan penyakit yang lebih serius pada orang dengan sistem kekebalan yang lebih lemah

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: