Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat Sebut Golkar Harus Terus Mengupayakan Agar Airlangga Hartarto Bisa Maju di Pilpres, Ini Alasannya!

Pengamat Sebut Golkar Harus Terus Mengupayakan Agar Airlangga Hartarto Bisa Maju di Pilpres, Ini Alasannya! Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa pencapresan terkait Pilpres 2024 terus menjadi pembahasan. Mengenai hal ini, Pakar politik senior dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli mendorong Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mengajukan Capres dan Cawapres pada Pilpres 2024.

Menurut dia, hal itu oerlu untuk memperbesar peluang mandapat efek ekor jas (cocttail effect) untuk meningkatkan perolehan suara partai.

"Saran saya harus tetap dipertahankan dalam rangka untuk memaksimalkan efek ekor jas. Yang jelas tiga partai itu sudah cukup. Tidak ada alasan untuk bubar. Kalau kandidatnya tidak populer, ya berusaha untuk memopulerkan,” tegas Lili di Jakarta, Senin (19/12/2022).

Menurut Lili, keikutsertaan KIB dalam bursa pencalonan menuju Pilpres 2024 juga bisa dari pihak eksternal. Yang pasti KIB didorong untuk membawa bendera sendiri dalam kontestasi 2024.

Baca Juga: Koalisi Pemerintahan Goyang, Dinding Istana Mulai Bergetar! Refly Harun Sebut Serangan Akan Masif Dilakukan, Anies Baswedan Mohon Siap-siap!

"Namun, kalau pertimbangannya untuk efek ekor jas, ßemestinya mereka maju. Nah, majunya itu bisa tetap pimpinan partainya, bisa juga dari luar. Artinya bukan bergabung ke partai lain,” ujar Lili.

Dari internal koalisi, Lili menimbang dua calon yang berpeluang untuk diusung KIB yakni Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PAN Zulkifli Hasan.

Dia menilai peluang Plt Ketum PPP Mardiono lebih kecil.

"Yang peluangnya ada itu antara Airlangga dan Zulhas. Zulhas Ketum PAN, peluangnya tinggi dibandingkan PPP,” ungkapnya.

Lili menilai Golkar sepatutnya lebih getol mempopulerkan dan mempromosikan Airlangga Hartarto untuk maju dalam Pipres 2024. Begitupun di internal KIB.

Sebab hal itu berkaitan dengan target besar yang telah dipatok Golkar yang mendapat 20 persen raihan suara.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: