Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bauran EBT Indonesia Masih Kecil, Ini Alasan Kementerian ESDM

Bauran EBT Indonesia Masih Kecil, Ini Alasan Kementerian ESDM Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). | Kredit Foto: Kementerian ESDM
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, mengatakan bahwa capaian bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia saat ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan energi lain. 

Saat ini, bauran EBT Indonesia berada di angka 12,6 persen, di mana sisanya sebesar 87,4 persen bersumber dari fosil. 

"Jadi memang angkanya tifak terlalu baik dari sisi presentase karena ini dibagi dengan total. Yang fosilnya ini naiknya cepat EBT-nya naiknya kecil sehingga dari presentase sepertinya tidak naik," ujar Dadan dikutip dari laman YouTube SKK Migas, Kamis (22/12/2022). 

Baca Juga: Kementerian ESDM Akui Masih Meraba Teknologi Menuju NZE 2060

Meski begitu, Dadan menyebut bahwa sampai dengan saat ini jumlah pembangkit EBT terus meningkat dengan rata-rata 500 megawat (MW) setiap tahunnya. 

"Memang ini kecil tapi dari sisi pembangkit karena pembangkit EBTrelatif kecol-kecil ini juga sudah cukup banyak masuk. Kita memang kalau untuk ngejar 23 persen di 2025 angkanya ini harus 2000 harus 4 kali lipat dari sekarang," ujarnya. 

Lanjutnya, sampai dengan saat ini dari sisi bauran memang sekarang masih dominasi dari fosil dari batubara dari gas dan dari minyak bumi. 

"Gas memang kita posisiian sebagai transisi karena dia secara emisi kan jauh lebih rendah daripada kita menggunakan batu bara dan kita punya produksinya bagus untuk gas," ungkapnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: