3 Orang Tewas, Penembak Brutal di Paris Ternyata Incar Orang Kurdi
Pria bersenjata yang menembak dan membunuh tiga orang di ibu kota Prancis, menyebabkan empat lainnya terluka, mengaku kepada polisi bahwa dia memiliki motif "rasis", lapor AFP, mengutip sumber "yang dekat dengan kasus tersebut".
AFP mengatakan, tersangka dikatakan memiliki sejarah kejahatan kekerasan terhadap migran.
Baca Juga: Rakyat Paris Turun ke Jalan, Protes Pemerintahan Prancis dan NATO
Surat kabar harian 20 Minutes, mengutip seorang petugas polisi yang tidak disebutkan namanya, mengklaim bahwa penembak mengatakan "dia tidak menyukai orang Kurdi" saat ditangkap.
Diidentifikasi sebagai "William M." oleh media Prancis, pensiunan pengemudi kereta berusia 69 tahun itu dilaporkan ditemukan dengan pistol Colt 1911 Angkatan Darat buatan AS, bersama dengan "dua atau tiga majalah yang dimuat" dan sebuah kotak berisi setidaknya 25 selongsong peluru.
Menurut sumber polisi dan pengadilan yang dikutip AFP, pria itu diyakini telah menikam setidaknya dua orang dengan pedang di sebuah kamp migran pada Desember 2021.
Pada Juni 2016, dia dihukum karena kekerasan bersenjata, putusan yang dia banding, menurut kantor berita tersebut.
Setahun kemudian, William M. dijatuhi hukuman penjara enam bulan karena memiliki senjata api secara ilegal, kata sumber pengadilan kepada AFP.
Pria itu dibebaskan dari tahanan pada 12 Desember, menunggu persidangan atas insiden pedang. Kantor kejaksaan Paris mengatakan kepada media bahwa individu tersebut dilarang membawa senjata dan meninggalkan Prancis.
Berbicara tentang motif tersangka, Jaksa Laure Beccuau mengatakan para penyelidik "jelas" akan menyelidiki apakah rasisme berperan dalam penembakan hari Jumat (23/12/2022).
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan William M. “jelas menargetkan orang asing,” meskipun sejauh ini tidak ada bukti bahwa dia secara khusus menargetkan orang Kurdi. Menteri juga mengungkapkan bahwa tersangka adalah anggota klub olahraga menembak dan pemilik “beberapa senjata terdaftar”.
Menurut Le Monde, pria itu dibawa ke rumah sakit dengan luka serius di wajah, yang tampaknya dideritanya selama penangkapan.
Sementara itu, anggota parlemen sayap kiri dengan cepat menuding pemerintah Prancis atas dugaan kegagalannya menangani ekstremisme sayap kanan secara serius.
Tragedi itu terjadi di pusat kota Paris sesaat sebelum tengah hari waktu setempat pada hari Jumat.
Media Prancis, mengutip saksi mata, melaporkan bahwa setidaknya tujuh tembakan dilepaskan di arondisemen ke-10, lingkungan yang terkenal dengan toko, restoran, dan barnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: