Makin Toleran, Sekarang Perayaan Natal di Arab Saudi Gak Perlu Diam-diam
Kurang dari satu dekade lalu, suasana Natal seperti itu tidak akan mungkin ditemukan di mana pun di Arab Saudi. Kini, berbagai simbol, atribut, dan lagu Natal pun telah diserap ke area komersial dan kehidupan sosial di kota-kota di Negeri Petrodolar itu.
Beberapa tahun lalu, acara keagamaan non-Islam, seperti Natal, digelar secara sembunyi-sembunyi di kompon ekspatriat yang dioperasikan perusahaan swasta. Namun, baru belakangan ini Natalan bisa dilaksanakan secara terbuka.
Pada 2016, Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) menyodorkan konsepnya tentang Visi Arab Saudi 2030. Seiring dengan itu, Kerajaan Arab Saudi mulai melakukan serangkaian reformasi.
Selama empat tahun terakhir ini, visi tersebut mendorong Arab Saudi menciptakan budaya toleran dan lebih terbuka.
Institusi keagamaan kerajaan pun direstukturisasi. Pangeran MbS juga terus mendorong modernisasi dan Islam moderat.
“Arab Saudi adalah sebuah negeri toleran dengan Islam sebagai konstitusinya dan moderasi sebagai metodenya,” ujar Pangeran MbS dalam sebuah wawancara tahun lalu. Menurut dia, kebijakan itu hanya mengikuti apa yang telah dianutnya.
“Islam moderat terbuka bagi dunia dan semua agama,” ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: