Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dipatok Rp1.000 Per Saham, Rights Issue BSI Kelebihan Permintaan

Dipatok Rp1.000  Per Saham, Rights Issue BSI Kelebihan Permintaan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Aksi korporasi rights issue PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI yaitu penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 1,4 kali.

Jumlah saham yang diterbitkan rights issue sebanyak-banyaknya BSI kali ini sebanyak 4,99 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp1.000 per saham. Dengan demikian jumlah jumlah dana yang diterima BSI dari rights issue ini sebesar Rp5 triliun.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan aksi korporasi ini selain berhasil meningkatkan free float sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ini juga menunjukan kepercayaan investor yang semakin kuat terhadap kinerja fundamental perseroan.

“Alhamdulillah, rights issue yang kami lakukan berjalan lancar dan penyerapan saham oleh investor institusi baik domestik maupun asing serta publik sangat baik. Terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed atas saham yang diterbitkan sebanyak 1,4 kali pada saat penawaran," Hery di Jakarta, kemarin.

Pada rights issue ini, Bank Mandiri selaku pemilik 50,83% saham perseroan melaksanakan seluruh HMETD. Sementara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI yang memiliki 24,85% saham BRIS telah melaksanakan sebagian HMETD atau 500 juta saham.

Kinerja BSI terus mengalami pertumbuhan yang baik dan berkelanjutan. Sampai kuartal III 2022, BSI membukukan pertumbuhan pembiayaan mencapai 22,35% secara tahunan.

Baca Juga: Tingkatkan Akses Permodalan UMKM, BSI Ekspansi KUR Klaster 

Selain itu fee based yang dicatatkan perseroan pun bertumbuh 25,5% pada periode yang sama dengan kualitas pembiayaan terjaga pada level NPF gross sebesar 2,67%. Profitabilitas juga positif dengan ROE sebesar 17,44% dan Net Imbalan 6,22%. 
  
“Proses rights issue ini menuju tahap akhir, dan harapannya dapat memperkuat struktur permodalan dengan tingkat CAR sekitar 20%-an. Sehingga selain setingkat dengan rata-rata industri perbankan juga dapat menopang pertumbuhan pembiayaan dan layanan keuangan syariah yang semakin tumbuh pesat. Dengan demikian, kami akan terus melakukan ekspansi bisnis dengan masif untuk merealisasikan aspirasi besar BSI di masa depan,” pungkas Herry.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: