Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dianggap Terlalu Banyak ‘Woro-woro’ Hingga Jadi Isu, Aria Bima: Ya Kalau Mau Reshuffle, Reshuffle Saja!

Dianggap Terlalu Banyak ‘Woro-woro’ Hingga Jadi Isu, Aria Bima: Ya Kalau Mau Reshuffle, Reshuffle Saja! Kredit Foto: Twitter/Aria Bima
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya sempat buka suara terkait perombakan kabinet atau reshuffle. Ia tidak menutupi adanya kemungkinan bakal kembali merombak Kabinet Indonesia Maju.

"Mungkin," kata Jokowi di Bendungan Sukamahi, Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/12/2022) lalu.

Kendati begitu, Jokowi enggan membocorkan kapan dirinya akan merombak jajaran menteri.

"Ya, nanti," ungkapnya.

Baca Juga: Jokowi itu Jadi Presiden karena Ibu Mega, Relawan Jangan Gagah-gagahan, ini kata...

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima menyayangkan isu reshuffle kabinet Pemerintahan Presiden Joko Widodo yang akhir-akhir ini kembali muncul. 

"Saya kira 'reshuffle' jangan jadi isu ya. Kalau mau 'reshuffle' ya 'reshuffle'," katanya di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu. 

Ia mengatakan reshuffle atau perombakan anggota kabinet menjadi hak prerogatif presiden. 

"Saya kira presiden paham betul bagaimana kompetensi masing-masing menterinya dan komunikasi dengan ketua parpol pengusung juga intens. Menurut saya, 'monggo-monggo' saja ('reshuffle') karena situasi saat ini membutuhkan kebersamaan dari pemerintah dan kabinetnya," kata politikus PDIP itu. 

Ia mengatakan jangan sampai presiden memiliki menteri namun tidak memiliki kabinet. "'Reshuffle' harus mengarahkan menteri agar menjadi kabinet yang ikut menyelesaikan banyak hal, terutama dalam situasi yang tidak mudah ini," katanya. 

Baca Juga: Isu Pendepakan NasDem Kian Berhembus Kencang, Eh Elite Megawati Tiba-tiba Temui Jokowi, Kode Keras?!

Ia mengatakan presiden tidak hanya membutuhkan menteri kompeten tetapi membutuhkan kabinet yang solid. 

"Terutama pada hal-hal yang menyangkut pangan, logistik, dan energi. Saat ini kan tidak dalam situasi normal, apalagi global. Solid saja belum tentu selesai, maka kalau 'reshuffle' itu hak presiden," katanya.

Ia mengatakan kabinet tersebut harus bekerja keras membereskan segala situasi, paling tidak hingga tahun 2024. 

Baca Juga: Isu Pendepakan NasDem Kian Berhembus Kencang, Eh Elite Megawati Tiba-tiba Temui Jokowi, Kode Keras?!

"Oleh karena itu, kalau mau 'reshuffle' segera saja agar tidak menjadi isu," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Bagikan Artikel: