Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Setuju Pemerintah Beri Insentif Kendaraan Listrik, IESR: Yang Beli Mobil Listrik Itu Orang Mampu

Tak Setuju Pemerintah Beri Insentif Kendaraan Listrik, IESR: Yang Beli Mobil Listrik Itu Orang Mampu Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Utama Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, menegaskan bahwa pihaknya tidak setuju dengan adanya subsidi untuk pembelian kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dengan kapasitas empat roda atau mobil. 

Menurutnya, hal tersebut tidaklah layak disebut subsidi. Sebab, subdisi itu merupakan bantuan untuk orang kurang mampu. Maka dari itu, kebijakan tersebut lebih tepat disebut dengan namanya insentif. 

Baca Juga: Dear Pemerintah: Daripada Kasih Subsidi Kendaraan Listrik, Mending Kucurkan Buat Transportasi Publik

"Saya tidak menyebut itu subsidi karena subsidi itu adalah bantuan untuk orang kurang mampu, kita pakai namanya insentif. Kami tidak terlalu suka pemberian insentif itu kepada electric four wheeler (mobil)," tegas Fabby dikutip dari akun YouTube IESR, Kamis (29/12/2022). 

Fabby menyebut, memang harga mobil listrik masih mahal dan harganya dua kali lipat dari mobil konvensional. Namun sebagaimana diketahui, orang yang membeli kendaraan listrik itu harusnya merupakan golongan yang mampu.

"Saya melihat saatnya belum pas kalau kita ingin memberikan subsidi untuk mobil listrik, bisa saja nanti tapi kalau saat ini dengan mempertimbangkan bahwa kapasitas fiskal kita masih terbatas," ujarnya. 

Menurutnya, saat ini Indonesia masih membutuhkan anggaran yang cukup besar untuk mendukung aktivitas lain salah satunya adalah mendukung transisi energi yang berkeadilan.

Fabby mengatakan, dalam mencapai hal itu bukan hanya dibutuhkan mobil listrik, tetapi juga butuh untuk pengembangan energi terbarukan, untuk memastikan kualitas akses energi, kualitas listrik daerah-daerah tertinggal.

"Saat ini mungkin masih belum sama kualitas listriknya dengan kita yang tinggal di Jawa, kualitas internet yang sangat dibutuhkan apalagi kemarin kira lihat pada masa pandemi anak-anak betapa kesulitannya, jadi prioritas kita masih banyak sehingga menurut saya tidak perlu," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: